Suahasil memaparkan, angka perkiraan pertumbuhan ekonomi 2025 didasarkan pada angka pertumbuhan tahun yang sedang berjalan. Pada kuartal I-2024, angka pertumbuhan menunjukkan di 5,11%. Lalu pada kuartal II-2024, BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi 5,05%.
“Berarti di kedua kuartal itu menjadi basis yang baik untuk tahun depan. Karena itu, tahun depan kita di dalam membuat RAPBN tahun 2025 kita menggunakan angka 5,2%, tadi yang disampaikan oleh bapak presiden,” jelas cia.
Dalam mencapai angka pertumbuhan 2025, Suahasil mengatakan ada ketidakpastian yang paling besar di dunia global internasional. Kondisi yang diperhatikan imbas dari gejolak yang ada pada negara maju.
“Tiongkok itu partner dagang utama kita. Amerika Serikat itu perekonomian terbesar di dunia. Lalu juga tempat kita mengekspor banyak itu Eropa. Nah, kalau kondisi dunianya sedang dalam perubahan gejolak, maka tadi Bapak Presiden juga menyampaikan pertumbuhan ekonomi kita nanti utamanya akan berbasiskan kegiatan ekonomi domestik,” jelas Wamenkeu.
Untuk menjaga kegiatan ekonomi domestik, Pemerintah akan memperhatikan daya beli masyarakat terjaga. Ini karena konsumsi masyarakat mengambil porsi sangat besar, 55% PDB.
“Maka itu, untuk daya beli terjaga, bantuan sosial, perlindungan sosial, dan berbagai macam program yang dirancang, baik sebagai kelanjutan dari program-program tahun ini maupun program-program baru yang tahun ini maupun program-program baru yang tadi juga disebut oleh Bapak Presiden Jokowi,” pungkas Wamenkeu
(lav)