Logo Bloomberg Technoz

Impor Bahan Baku Naik di Tengah Kelesuan Manufaktur: Ada Anomali

Pramesti Regita Cindy
16 August 2024 20:00

Salah satu line perakitan Daihatsu Xenia multi-purpose di pabrik PT Astra Daihatsu Motor, bagian dari Astra Intertional. (Dok Dadang Tri/Bloomberg)
Salah satu line perakitan Daihatsu Xenia multi-purpose di pabrik PT Astra Daihatsu Motor, bagian dari Astra Intertional. (Dok Dadang Tri/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengungkapkan bahwa meningkatnya nilai impor bahan baku/barang penolong pada Juli 2024 merupakan anomali di tengah lesunya kinerja manufaktur nasional pada bulan yang sama.

Tauhid mengatakan kenaikan impor bahan baku/barang penolong tersebut hanya dimanfaatkan untuk produksi dan ekspansi di beberapa sektor industri saja, khususnya industri hilir pertambangan mineral logam. 

"Saya lihat impor bahan baku banyak digunakan untuk beberapa industri, khususnya industri logam dasar, industri barang dari logam, barang elektronik, juga industri kimia dan farmasi yang sebagai besar bahan bukunya dari impor," ujar Tauhid saat dihubungi, Jumat (16/8/2024).

Dengan demikian, terjadi ketidakmerataan impor golongan bahan baku/penolong sebagai penopang industri, meski nilai realisasinya naik 17,21% pada Juli 2024.

Smelter nikel./Bloomberg- Cole Burston

Pasalnya, bila bahan baku impor mengalami kenaikan, seharusnya hal tersebut jadi turut menopang aktivitas industri manufaktur. Namun, hal ini justru jadi anomali lantaran, kenaikan nilai impor tersebut tidak turut didukung dengan geliatnya industri. Hal ini tecermin dari Purchasing Managers' Index (PMI) RI yang turun.