“Salah satunya tadi kita tunjukkan juga dengan defisit yang 2,53% [dari Produk Domestik Bruto], Itu adalah disiplin fiskal yang terus kita lanjutkan,” ucapnya.
Menurutnya, kepercayaan investor asing terhadap RI terbilang cukup tinggi yang tercermin dengan masuknya modal asing dalam 1-2 minggu terakhir.
Masuknya modal asing, kata Febrio, juga menjadi salah satu faktor yang membuat pergerakan rupiah cukup stabil akhir-akhir ini.
“Dan juga suku bunga kita membaik, kami tetap akan waspada untuk perkembangan ke depan,” pungkasnya.
Rupiah berhasil membalik arah dan menutup perdagangan terakhir pekan ini dengan penguatan tipis di level Rp15.690/US$, pasca penyampaian pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo di hadapan Sidang Tahunan MPR/DPR-RI hari ini.
Rupiah spot ditutup naik tipis 0,03% dan membukukan penguatan mingguan sebesar 1,48%, kenaikan nilai valuta terbesar di kawasan Asia pekan ini. Penguatan rupiah pekan ini mengalahkan baht Thailand yang membukukan kenaikan 0,71%, lalu won Korsel 0,60%, dolar Taiwan 0,46% dan dong Vietnam yang menguat 0,20%.
Adapun, Presiden RI Joko Widodo dalam penyampaian Rancangan APBN 2025 dan Nota Keuangan di hadapan Sidang Tahunan DPR-RI, Jumat siang ini, menyatakan, RAPBN 2025 dirancang untuk melanjutkan stabilitas ke depan dengan menetapkan besar defisit anggaran sebesar 2,53%.
Ia juga menyebut, RAPBN 2025 memakai asumsi inflasi di 2,5%. Kemudian rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ada di Rp 16.100/US$. Lalu rerata suku bunga SBN 10 tahun adalah 7,1%.
(azr/lav)