Tahap produksi:
- Food Estate di 3 lokasi (Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, NTT)
- Cetak sawah 250.000 ha
- Pengembangan kawasan padi 485.000 ha
- Pengembangan kawasan jagung 250.000 ha
- Bendungan 12 unit
- Jaringan irigasi 17.000 ha
- Lahan pertanian pangan produktif 20,4 km persegi
- Asuransi pertanian 1 juta ha
Tahap distribusi:
- Pelabuhan logistik
- Jalan 49.782 km
- Akses jalan tol
- Kereta api untuk jalur logistik
- Finalisasi 5 bandara
- Jalan daerah
- Cold storage
- Jalan usaha tani
Tahap pemasaran:
- Cadangan pangan pemerintah
- Subsidi cadangan pangan
- Stabilisasi pasokan dan harga pangan
- Gerakan pangan murah di 39 lokasi
- Revitalisasi pasar rakyat
- KUR UMKM
Tahap konsumen:
- Makan bergizi gratis
- Kartu Sembako
- Pemberian makan tambahan balita berisiko stunting
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaparkan fokus belanja negara sebesar Rp3.613,1 triliun dalam RAPBN 2025 bakal difokuskan pada proyek-proyek yang diharapkan dapat menghasilkan multiplier effects yang kuat terhadap perekonomian.
“Belanja akan dijaga benar-benar efisien dan produktif, agar selain mendukung program prioritas pemerintah, juga dapat menghasilkan multiplier effects yang kuat terhadap perekonomian,” ujarnya dalam Penyampaian Pengantar/Keterangan Pemerintah atas RUU Tentang APBN Tahun Anggaran 2025 beserta Nota Keuangannya di kompleks parlemen, Jumat (16/8/2024).
RAPBN 2025, lanjutnya, juga menekankan pada optimalisasi pendapatan, belanja yang berkualitas, dan pembiayaan yang inovatif.
Rasio perpajakan akan terus dioptimalkan untuk memperkuat ruang fiskal, dengan tetap menjaga iklim investasi, keberlanjutan dunia usaha, dan melindungi daya beli masyarakat.
(wdh)