Logo Bloomberg Technoz

Sri Mulyani: Obat Inflasi Bukan Cuma Kebijakan Moneter

Dovana Hasiana
16 August 2024 16:59

Pedagang merapihkan cabai merah besar dan cabai rawit di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Rabu (10/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pedagang merapihkan cabai merah besar dan cabai rawit di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Rabu (10/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pemerintah berupaya menjaga tingkat inflasi tidak hanya menggunakan pendekatan moneter, tetapi juga pendekatan fiskal. 

Hal ini disampaikan Bendahara Negara dalam Konferensi Pers Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dan Nota Keuangan 2025, Jumat (16/8/2024). Pernyataan ini disampaikan di tengah asumsi sejumlah ekonomi yang menilai bahwa inflasi yang rendah terjadi karena daya beli masyarakat yang lesu. 

"Indonesia menggunakan pendekatan tidak hanya moneter, tapi juga fiskal dan pendekatan birokrasi administratif penting untuk meng-address inflasi yang bukan dari agregat demand," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus berupaya berkontribusi terhadap stabilitas harga, sehingga menciptakan inflasi yang rendah. Pada akhirnya, hal itu justru membantu daya beli masyarakat. 

"Saat krisis pangan krisis energi global, Indonesia memiliki inflasi rendah dan itu menguntungkan sehingga pertumbuhan konsumsi rumah tangga terjaga di level mendekati 5%, dan pertumbuhan ekonomi sekitar 5%," kata Sri Mulyani.