Menelusuri lebih lanjut dari laporan keuangan tahunan Perseroan, sejak 2020 hingga 2022 UNTR konsisten mencatatkan pertumbuhan pada pos kas dan setara kas, bersamaan dengan tumbuhnya total aset secara keseluruhan. Selain itu, pada profitabilitas Perseroan juga sukses mencatatkan kenaikan, hasil dari kinerja pendapatan yang terus melesat.
Tercatat, kas dan setara kas pada 2020 sebesar Rp 20 triliun, selanjutnya pada 2021 naik 62% menjadi Rp 33 triliun. Kenaikan terus berlanjut hingga tahun buku 2022 dengan mencatatkan Rp 38 triliun, naik 14% secara tahunan.
Pada pos total aset secara keseluruhan pada 2020 mencapai Rp 99 triliun, dan pada 2021 menjadi Rp 112 triliun. Pertumbuhan positif pada total aset terus berlanjut hingga tahun buku 2022 yang tercatat Rp 140 triliun, melesat 24% secara tahunan.
Senada dengan kas serta aset UNTR. Pada raihan profitabilitas juga melesat signifikan positif. Adapun Perseroan membukukan laba bersih Rp 21 triliun pada tahun buku 2022, meningkat 104% secara tahunan. Selanjutnya raihan pendapatan juga meningkat 56% menjadi Rp 123 triliun.
Pendapatan yang positif ini berasal dari bisnis usaha kontraktor pertambangan, mesin konstruksi, dan pertambangan batu bara yang moncer sepanjang 2022.
“Walaupun dividen yang dibagikan lebih besar dari tahun sebelumnya, kami punya keyakinan untuk bisa mempertahankan kondisi keuangan yang sehat dari balance sheet kita, tampak posisi kas dan utang yang sangat rendah sehingga tetap memungkinkan kita mengembangkan bisnis,” papar manajemen UNTR.
Menelisik lebih jauh, kinerja UNTR sejak awal tahun terus melanjutkan tren positifnya. Tercermin dari laporan bulanan Perseroan yang menyatakan berhasil menjual sebanyak 1.232 unit alat berat Komatsu milik United Tractors, naik mencapai 16,4% secara tahunan pada Februari.
Dari bisnis usaha pertambangan batu bara melalui anak usaha Pamapersada Nusantara, UNTR juga sukses memproduksi 17,2 juta ton hingga Februari, lebih tinggi 11,7% dari raihan tahun lalu. Penjualan batu bara melalui anak usaha Tuah Turangga Agung, UNTR mencatat sejumlah 998 ribu ton, dan penjualan emas melalui Agincourt Resources sejumlah 19 ribu ons.
Berbagai kinerja positif terus ditorehkan UNTR, adapun secara eksplorasi pun juga tercatat dalam tren ekspansif. Kegiatan eksplorasi dilakukan melalui anak usaha Agincourt Resources pada pertambangan mineral emas dan perak di daerah Sibolga, Sumatera Utara. Tercatat, anak usaha Perseroan telah mengeluarkan biaya eksplorasi mencapai US$ 45,315 (Rp24 miliar) sepanjang Januari hingga Maret.
“Jika berbicara tentang ekspansi, pada tahun kemarin sebetulnya UNTR sudah mulai diversifikasi ke bisnis nikel. Mereka sudah akuisisi 90% tambang nikel Stargate Pacific Resources (SPR), dan 90% Stargate Mineral Asia (SMA). Melalui anak usaha PT Danusa Tambang Nusantara,” jelas Fanny Suherman, Head of Research Retail Analyst CGS-CIMB Sekuritas.
Adapun nilai akuisisi tersebut mencapai US$ 271 juta (Rp 4,2 triliun). Manajemen UNTR menuturkan, tujuan transaksi ini adalah untuk melakukan diversifikasi kegiatan usaha Perseroan melalui anak usaha dengan mengembangkan usaha di sektor pertambangan, jasa dan pengolahan nikel.
“Finalisasinya pada April 2023, company melihat cashnya sudah sangat cukup dengan akuisisi dengan segala macam, makannya dibagikan sebagai dividen,” lanjutnya.
Ekspansi berlanjut hingga UNTR melakukan investasi kepada Arkora Hydro (Arkora) dengan kepemilikan saham melalui anak usahanya. Arkora adalah perusahaan terbuka yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik melalui sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
“Proyek-proyek ini konsisten dengan strategi Perseroan untuk meningkatkan kompetensi di berbagai potensi energi terbarukan dalam rangka mencapai portofolio bisnis yang berkelanjutan,” jelas manajemen UNTR pada keterangan tertulisnya, dikutip Jumat (14/4/2023).
(fad/aji)