Logo Bloomberg Technoz

Sri Mulyani: Waspadai Risiko Global 2025 yang Masih Tinggi

Dovana Hasiana
16 August 2024 16:31

konfrensi pers RAPN 2025 di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jumat (16/8/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
konfrensi pers RAPN 2025 di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jumat (16/8/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan ada peningkatan risiko global yang membutuhkan kewaspadaan dan upaya mitigasi lebih besar dari pengelola negara.

Sri Mulyani membeberkan, global environment masih sangat tidak pasti meskipun kita lihat ada pola yang berulang mengenai tensi politik global, eskalasi antara blok Amerika Eropa dengan Blok China, Rusia. Bahkan sudah pecah perang di Ukraina dan Timur Tengah juga yang masih panas sampai saat ini.

Lanskap global itu mempengaruhi perekonomian domestik tak terkecuali dalam penyusunan desain APBN sehingga anggaran negara bisa bertindak sebagai shock absorber, kata Sri Mulyani.

Terjadinya perang dagang, juga kenaikan instrumen tarif serta nontarif, telah menciptakan kerentanan rantai pasok global. Di sisi lain dunia juga menghadapi kerentanan dari perubahan iklim yang bisa memicu krisis pangan, krisis energi. Belum lagi ditambah rezim bunga tinggi terutama di negara-negara maju.

"Kombinasi global disruption supply chain, lalu inflasi tinggi dan bunga tinggi, menggerus daya beli sehingga ekonomi dunia melemah di 3,1%. Bila dibandingkan dekade sebelumnya di atas 4%, sekarang hanya di 3,1%. Situasi ketidakpastian itu memicu volatilitas pasar keuangan, yield naik seperti yaang terjadi di Jepang beberapa waktu lalu," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers RAPBN 2025, sore ini.