Logo Bloomberg Technoz

Pengembangan teknologi kripto memang menjadi langkah penting dalam transaksi. Hal ini membuat investor lebih mudah saat antri, menarik, hingga staking atau kegiatan penguncian aset kripto di dalam blockchain guna mendapatkan keuntungan.

Penggila aset digital berpendapat, telah terjadi fleksibilitas dalam mengekstrak dan staking Ether dalam periode yang lebih panjang. Mereka juga menilai, sejumlah kekhawatiran dampak teknologi yang memudahkan penarikan dana yang bisa memicu aksi jual tinggi pun tak terbukti.

"Kami melihat lebih banyak permintaan dari kalangan institusional akan Ethereum, karena mereka dapat melakukan staking-unstaking. Tercipta pula likuiditas yang lebih cepat,” kata Annabelle Huang, managing partner Amber Group, selaku crypto lender, dalam sebuah wawancara di Bloomberg Television.

Di saat yang sama, tetap ada kekhawatiran dari trader kripto atas kenaikan eksponensial dari peningkatan Ethereum Shanghai pada Rabu lalu.

Seorang fund manager kripto dari Digital Asset Capital Management dalam catatannya menyebut, dampak dari penarikan modal dan hadiah dalam staking “belum benar-benar terjadi”. Pelaku dinilai akan terus mengawasi aktivitas transaksi lebih seksama secara on-chain, guna memastikan apakah benar terjadi tekanan jual.

Ilustrasi koin kripto. (Photo by Roger Brown via pexels.com)

Terdapat 86.000 token Ether bernilai US$ 182 juta, jika menggunakan harga saat tulisan ini diterbitkan, telah ditarik sejak Shanghai melakukan upgrade software blockchain. Dari nilai tersebut 17,4 juta Ether di-stake atau dikunci dalam digital wallet pada jangka waktu tertentu, tergambar dari data Nansen.

Aset digital telah pulih sepanjang tahun ini, setelah sebelumnya ‘babak belur’ dengan penurunan nilai hampir US$ 1,5 triliun di 2022, dipicu oleh runtuhnya bursa FTX.

Kripto mendapat momentum rebound dan banyak diramalkan banyak pelaku pasar aset digital. Penyulut utamanya tentu kepercayaan diri pasar bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) akan melonggarkan kebijakan moneter mereka. Meski demikian semua prospek bisa saja berubah. Pasar tetap berada di situasi ketidakpastian.

“Secara pribadi, saya rasa kita belum sepenuhnya keluar dari hutan [masa suram],” kata Amber.

(bbn)

No more pages