Situasi ini mengangkat pasar perangkat hardware komputasi dari kemerosotan pasca-Covid. Mulai dari Amazon.com Inc hingga Google dan Baidu Inc, perusahaan teknologi besar meningkatkan pengeluaran untuk pusat data dengan sangat cepat, mempersiapkan ledakan layanan AI yang telah dibayangkan.
Lenovo memperpanjang keunggulannya atas HP Inc dan Dell Technologies Inc dengan pengiriman 14,7 juta unit selama kuartal Juni, menurut perusahaan riset IDC.
Meski begitu saham perusahaan asal China ini telah tertinggal dari para pesaingnya tahun ini, sebagian karena kekhawatiran tentang ekonomi No. 2 di dunia dan paparan ketegangan geopolitik.
Chief Executive Officer Yang Yuanqing bertaruh pada perangkat bertenaga AI dapat meningkatkan bisnis globalnya di tahun-tahun mendatang, meskipun pasar tersebut masih belum teruji.
“Permintaan untuk PC yang berhubungan dengan AI mungkin baru akan dimulai pada tahun 2025, dan masih ada pertanyaan tentang keberlanjutan pasar tersebut,” analis Bloomberg Intelligence, Cecilia Chan dan Steven Tseng, menulis dalam sebuah memo sebelum hasil penelitian tersebut.
Risiko geopolitik, termasuk kemungkinan tarif PC baru atau pembatasan ekspor cip oleh regulator AS atau Eropa, masih menjadi tanda tanya bagi perusahaan berusia 40 tahun ini.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah melakukan serangkaian pembatasan ekspor ke China untuk teknologi dan procesor pembuatan cip canggih, termasuk cip pelatihan AI kelas atas dari Nvidia Corp. Lenovo sejauh ini merupakan penjual server teratas di negara ini.
(bbn)
