Logo Bloomberg Technoz

Defisit Neraca Dagang RI-China Makin Dalam, Tembus US$1,7 Miliar

Azura Yumna Ramadani Purnama
15 August 2024 14:15

Ilustrasi Perdagangan Ekspor Impor di Pelabuhan. (Dok: Bloomberg)
Ilustrasi Perdagangan Ekspor Impor di Pelabuhan. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan defisit neraca dagang Indonesia dengan China semakin dalam pada Juli 2024 yakni sebesar US$1,7 miliar, dibanding bulan sebelumnya yang hanya US$682 juta.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan komoditas penyumbang defisit terbesar yakni mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS84) yang defisit US$1,5 miliar, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS85) dengan defisit US$1,2 miliar, dan kendaraan dan bagiannya (HS87) yang defisit US$343 juta.

“Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara, tiga terdalam adalah Tiongkok sebesar US1,7 miliar, Australia US$602 juta, dan Singapura US$402 juta,” kata Amalia dalam konferensi pers di kantonrya, Kamis (15/8/2024).

Sementara itu, defisit neraca dagang dengan Australia tercatat sebesar US$602 juta yang dipengaruhi oleh beberapa komoditas yang mengalami defisit. Pertama, bahan bakar mineral (HS27) defisit US$302,9 juta, logam mulia dan perhiasan/permata (HS71) defisit US$188,5 juta, dan bijih logam, terak dan abu (HS26) defisit US$121,5 juta.

Selanjutnya, defisit neraca dagang RI dengan Singapura yang sebesar US$343 juta dipengaruhi oleh beberapa komoditas yang menyumbang defisit terdalam. Yakni, mesin dan peralatan mekanik serta bagiannya (HS84) defisit US$155,1 juta.