Bloomberg Technoz, Jakarta - Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II-2024 bila dibandingkan Produk Domestik Bruto (PDB) atau external debt to GDP ratio mencapai 29,87%, tertinggi sejak kuartal 1-2023 lalu. 

Angka rasio itu memang masih di bawah batas yang diatur oleh Undang-Undang berlaku saat ini di 60%. Dibandingkan negara-negara tetangga, angka tersebut mungkin juga masih kecil. Akan tetapi, kenaikan ke level tertinggi dalam lebih setahun terakhir, tetap perlu diwaspadai.

Mengacu definisi, rasio utang luar negeri terhadap PDB mencerminkan kemampuan bayar suatu negara membayar lagi utangnya pada kreditur luar negeri atau asing dengan membandingkan posisi utang dari kreditur asing dengan nilai produksi negara tersebut.

Semakin kecil nilainya, akan relatif aman bagi sebuah perekonomian karena berarti nilai ekonomi negara tersebut memiliki kemampuan jauh lebih besar dibanding beban utang. Di sisi lain, apabila laju kenaikan utang lebih tinggi melampaui kecepatan pertumbuhan ekonomi, lama kelamaan bisa mengikis kemampuan pembayaran utang suatu negara.

Laporan Bank Indonesia yang dilansir hari ini juga menunjukkan, rasio utang jangka pendek dengan waktu jatuh tempo kurang dari setahun berdasarkan jangka waktu sisa, bila dibandingkan posisi cadangan devisa, angkanya juga meningkat menjadi 52,23%, tertinggi sejak 2015.