Berdasarkan cerita tersebut, menurut dia, KPK seharusnya memeriksa bendahara tim pemenangan yang memang lebih hafal soal identitas dan nominal dari para pemberi sumbangan. Dia mengklaim sama sekali tak kenal dan tak hafal para donatur kemenangan Jokowi-Ma'ruf.
"Nah, di dalam handphonenya [salah satu tersangka DJKA] ada nomor telepon saya yang dikirim oleh saudara Adi Darmo. Sehingga dari hal tersebut saya dimintai keterangan; dan saya akan siap datang," ujar Hasto.
Dia juga memastikan, pemeriksaan KPK juga tak berkaitan dengan statusnya sebagai konsultan. Dia mengatakan bukan seorang konsultan pada proyek kereta api. Akan tetapi, dia mengklaim punya keahlian untuk menjadi konsulta project manajemen.
"Saya ini [lulusan] teknik kimia. Punya kemampuan merancang pabrik, pabrik umonia, urea, dan lainnya. Saya enggak ada kaitannya dengan konsultan kereta api," tutur Hasto.
(fik/frg)