"bahan baku penolong menyumbang setidaknya 73,73% dari total impor untuk Juli 2024," kata Amalia.
Secara tahunan, impor barang konsumsi turun 0,81%, bahan baku penolong naik 15,17% dan barang modal naik 2,04%.
Sebagai informasi, BPS melaporkan nilai impor pada Juli 2024 tercatat US$21,74 miliar, atau melonjak 17,82% dibanding Juni 2024 (month-to-month/mtm).
Amalia menyebutkan nilai impor migas pada Juli 2024 tercatat senilai US$3,56 miliar, atau naik 8,78% (mtm), sedangkan impor non-migas sebesar US$18,18 miliar, melonjak 19,76% (mtm).
"Meningkatnya nilai impor bulanan disebabkan peningkatan nilai impor non-migas dengan andil 16,26%, sementara andil peningkatan migas 1,56%," ujar Amalia.
Secara tahunan, nilai impor Juli 2024 tercatat naik 11,07%. Dalam hal ini, nilai impor migas dan non-migas melonjak masing-masing 13,59% dan 10,6%.
"Kenaikan nilai impor migas didorong peningkatan volume dan peningkatan rata-rata harga agregat," ucap Amalia.
Secara lebih spesifik, kelompok migas yang mengalami peningkatan impor cukup tinggi adalah impor hasil minyak, yakni mencapai 30%, sedangkan nilai impor non-migas lebih didorong oleh kenaikan volume yang sebesar 31,74%.
(lav)