Logo Bloomberg Technoz

Pasar Bullish karena Inflasi AS, Tapi Tertahan Kabar dari China

Ruisa Khoiriyah
15 August 2024 10:25

Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Data inflasi Amerika Serikat (AS) dua hari beruntun pekan ini, membuat pelaku pasar menarik nafas lega dan menaikkan ekspektasi bahwa Federal Reserve, bank sentral AS, bisa secepatnya memulai siklus penurunan bunga acuan bulan depan.

Meski di sisi lain, sinyal yang dilempar pejabat The Fed terkait kekhawatiran terhadap kondisi pasar tenaga kerja yang melemah dengan cepat, sepertinya menyalakan juga kewaspadaan pasar atas peningkatan risiko resesi di perekonomian terbesar dunia itu.

Di sisi lain, rilis data ekonomi China pagi ini sepertinya membuat tekanan baru di pasar valuta kawasan di kala indeks dolar AS sebenarnya stabil saja di 102,6.

Reaksi yang beragam terlihat dari pasar saham Asia yang bullish, akan tetapi tekanan terlihat di pasar valuta. Pasar saham seolah mengabaikan data buruk dari China yang kesulitan membangkitkan ekonomi mereka.

Para investor terus memborong saham di pasar Asia, dipimpin oleh bursa ekuitas Jepang yang terangkat data pertumbuhan ekonomi yang cemerlang pada kuartal lalu.