Logo Bloomberg Technoz

“Peningkatan surplus tersebut juga terefleksi dari peningkatan cadangan devisa pada akhir bulan Juli yang meningkat sekitar US$5 miliar,” pungkas Josua.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksi surplus perdagangan sebesar US$2,50 miliar pada Juli 2024, lebih tinggi dari surplus bulan sebelumnya sebesar US$2,39 miliar

“Kinerja surplus perdagangan ini didukung oleh permintaan yang lebih tinggi terutama dari Amerika Serikat dan Eropa,” kata Josua kepada Bloomberg Technoz, dikutip Kamis (15/8/2024).

Ia meramal bahwa ekspor RI pada bulan Juli tumbuh sebesar 4,98% (yoy) akibat peningkatan kinerja ekspor pada bulan Juli serta rendahnya baseline dari periode yang sama pada tahun lalu.

Namun, nilai ekspor batubara diperkirakan menurun di bulan Juli 2024 akibat normalisasi harga batu bara, serta penurunan permintaan dari beberapa importir utama seperti India dan China.

“Demikian pula dengan nilai ekspor nikel yang juga diperkirakan menurun, namun dengan penurunan yang lebih signifikan. Penurunan ini didorong oleh kelebihan pasokan di pasar nikel yang menyebabkan penurunan harga yang signifikan,” ungkap Josua.

Sementara impor, Josua prediksi melemah secara tahunan sebesar -0,86% (yoy) di Juli 2024 dan secara bulan diprediksi meningkat menjadi 5,15% (mtm). Impor menurutnya masih ditopang oleh kinerja ekspor china yang terus tumbuh.

“Namun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mengalami penurunan karena adanya efek base effect yang tinggi,” pungkas Josua.

Adapun, S&P Global melaporkan aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) ada di 49,3.

PMI di bawah 50 menandakan aktivitas yang sedang terkontraksi, bukan ekspansi. Ini menjadi kali pertama PMI manufaktur Indonesia berada di bawah 50 sejak Agustus 2021.

“Pemesanan baru (new orders) dan produksi turun untuk kali pertama dalam lebih dari 2 tahun. Pembelian bahan baku dikurangi, dan penyerapan tenaga kerja turun dalam laju tercepat sejak September 2021,” sebut Paul Smith, Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence, dalam keterangan tertulis.

(azr/lav)

No more pages