Seperti yang diwartakan Bloomberg News, data inflasi secara luas sejalan dengan ekspektasi dan memperkuat prakiraan untuk dimulainya masa pemotongan suku bunga Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada bulan depan.
Data inflasi yang melandai pada Rabu merupakan “Konfirmasi bahwa masalah inflasi sedang berkurang,” kata David Kelly, Kepala Strategi Global di JPMorgan Asset Management kepada Bloomberg Television.
Pasar swap saat ini sepenuhnya memperhitungkan satu pemotongan 25 basis poin pada September dan 100 basis poin pemotongan hingga tutup tahun 2024. Hal ini menunjukkan keyakinan bahwa The Fed akan memberikan satu pemotongan 50 basis poin dalam tiga pertemuan The Fed yang tersisa di 2024.
Mengutip CME FedWatch Tools, The Fed diperkirakan sudah tidak mungkin lagi mempertahankan suku bunga acuan di level tertinggi saat ini. Pilihan yang ada adalah pemangkasan 25 basis poin (bps) atau 50 bps.
Peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 bps menjadi 5,00% – 5,25% pada September adalah 63%. Adapun probabilitas pengguntingan mencapai 50 bps juga ada dengan kemungkinan 37%.
“Data inflasi telah cukup baik untuk memungkinkan The Fed mulai memangkas suku bunga pada September, tetapi tidak memberi mereka alasan untuk memangkas secara agresif," kata Brian Rose di UBS Global Wealth Management.
“Keputusan apakah akan memangkas 50 basis poin bukannya 25 basis poin biasanya dapat bergantung pada laporan tenaga kerja di Agustus,” jelasnya.
Klaim Pengangguran mingguan, dan data Penjualan Ritel AS pada Kamis akan memberikan petunjuk potensial yang makin jelas berikutnya bagi para investor, mereka fokus pada ruang lingkup pelonggaran ke depan. Mereka juga akan mengamati komentar Gubernur The Fed Jerome Powell pada simposium tahunan Bank Sentral yang diadakan di Jackson Hole, Wyoming, bulan ini dan laporan tenaga kerja AS berikutnya pada awal September.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, meredanya tekanan inflasi di AS memperkuat kepercayaan investor bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dapat mulai menurunkan suku bunga mulai bulan September.
“Hal ini memungkinkan Federal Reserve untuk kembali fokus pada upaya mendukung pasar tenaga kerja,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
(fad/rui)