Lalu pada 1994 gempa terjadi di Banyuwangi dengan kekuatan M 7,6, pada 2006 di Pangandaran dengan kekuatan M 7,8 dan terakhir pada 2009 di selatan Jawa Barat dengan kekuatan M 7,3.
Dari sejumlah studi, megathrust berpotensi memicu tsunami hingga puluhan meter.
Apa itu Megahtrust?
Menurut BMKG, Gempa megathrust ialah gempa bumi yang berasal dari zona megathrust. Megathrust sendiri ialah bagian dangkal suatu lajur pada zona subduksi yang memiliki sudut tukik yang landai. Gempa ini disebut juga gempa bumi interplate.
Di sisi lain, zona subduksi ialah zona kejadian gempa bumi yang terjadi di sekitar pertemuan antar lempeng. Sumber zona penunjaman lempeng kerak bumi ini dapat dibagi menjadi dua model, yakni lanjut megathrust (gempa bumi (interplater dan lajur benioff (gempa intraplate).
Secara umum zona sumber kejadian gemba bumi di Indonesia berdasarkan mekanisme fisik dapat dibagi menjadi tiga, yakni zona subduksi (zona penunjaman lempeng), zona transform, dan zona sumber-sumber sesar kerak bumi dangkal (shallow crustal fault).
Zona megathrust adalah istilah untuk menyebut jalur subduksi lempeng bumi yang sangat panjang, tapi relatif dangkal. Di sini, ada kata 'mega' berarti 'besar'. Kata 'thrust' berarti 'dorongan'. Lempeng bumi digambarkan menumpuk, lempeng di bawah mendorong lempeng di atasnya.
Peta Megathrust (BMKG)
Di selatan Jawa
Dalam buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017 disebutkan bahwa di Samudra Hindia selatan Jawa terdapat 3 segmentasi megathrust, yaitu:
(1) Segmen Jawa Timur
(2) Segmen Jawa Tengah-Jawa Barat
(3) Segmen Banten-Selat Sunda.
(spt)