Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan impor Indonesia melesat pada Juli. Namun, neraca perdagangan tetap terjaga surplus.
Pada Kamis (15/8/2024), Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti melaporkan nilai impor Indonesia bulan lalu sebesar US$ 21,74 miliar. Meroket 11,07% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Realisasi ini membaik dibandingkan Juni, di mana impor tumbuh 7,58%. Sementara konsensus Bloomberg memperkirakan impor terkontraksi (tumbuh negatif) 1,4% yoy.
Dibandingkan Juni (month-to-month/mtm), impor melonjak 17,82%.
Sebelumnya, Amalia menyebut nilai ekspor Juli sebesar US$ 22,21 miliar. Dengan begitu, neraca perdagangan Indonesia pada Juli membukukan surplus US$ 0,47 miliar.
Ini membuat Indonesia berhasil mencatat surplus neraca perdagangan selama 51 bulan beruntun. Meski surplus terjadi selama lebih dari 4 tahun, tetapi ini bukan rekor terpanjang.
Surplus terpanjang pernah terjadi 152 bulan berturut-turut pada Juni 1995-April 2008.
(aji)