Sementara, dari sisi teknikal saat ini, Bitcoin berhasil bergerak di atas US$60.000, setelah sempat diperdagangkan mendekati level support di US$57.000 pada Senin (12/8/2024) kemarin.
Pekan ini, Bitcoin sedang berjuang untuk bertahan di atas US$59.000 untuk kembali menguji MA-50 di sekitar US$61.750.
Namun, jika mengalami penolakan di area resistance $60.000, maka BTC potensi kembali melemah ke sekitar support $57.000. Dengan support kuat selanjutnya di US$50.000.
“Data inflasi pekan ini menjadi penentu kebijakan Federal Reserve selanjutnya, yang bisa berdampak signifikan pada dinamika pasar Bitcoin,” terang Panji.
Sentimen Pasar Aset Kripto
Volatilitas yang tinggi baru-baru ini juga imbas dari perdagangan ETF Bitcoin Spot di Amerika Serikat yang kembali ada di trend negatif dengan total Net Outflow mencapai US$169 juta pada rentang waktu perdagangan 5–9 Agustus, sekaligus melanjutkan trend negatif pada pekan sebelumnya.
Di sisi lain, lanjut Panji, perdagangan ETF Ethereum Spot di AS justru sebaliknya, dengan berhasil melaju di trend positif pada pekan lalu. Di mana berhasil mencatatkan total Net Inflow mencapai US$104,75 juta pada rentang perdagangan yang sama.
Sementara Altcoin mengalami perkembangan positif sepanjang pekan lalu dimulai dengan Hakim Analisa Torres memberikan keputusan dalam gugatan Ripple vs SEC pada 7 Agustus. Keputusan ini menutup segala gugatan yang berlangsung selama 45 bulan tanpa adanya banding.
“Konferensi tahunan Jackson Hole yang diadakan oleh Federal Reserve Bank of Kansas City pada 22–24 Agustus juga jadi fokus, di mana pidato Jerome Powell diprediksi akan memberikan sinyal penting mengenai arah kebijakan moneter di masa depan, yang akan sangat mempengaruhi volatilitas Bitcoin,” tutup Panji.
(fad/wep)