Dalam komentar yang diterbitkan pada Selasa (13/8/2024), duta besar AS untuk Turki mengonfirmasi bahwa Washington meminta para sekutunya untuk membantu meyakinkan Iran untuk meredakan ketegangan. Tiga sumber pemerintah regional menggambarkan percakapan dengan Teheran untuk menghindari eskalasi menjelang pembicaraan gencatan senjata Gaza, yang akan dimulai pada Kamis (15/8/2024) di Mesir atau Qatar.
"Kami berharap tanggapan kami akan diatur waktunya dan dieksekusi dengan cara yang tidak merusak gencatan senjata yang potensial," misi Iran untuk PBB mengatakan pada Jumat dalam pernyataannya. Kementerian Luar Negeri Iran pada Selasa mengatakan seruan untuk menahan diri "bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum internasional".
Kementerian Luar Negeri Iran dan Korps Garda Revolusioner Iran tidak segera menanggapi pertanyaan untuk cerita ini. Kantor Perdana Menteri Israel dan Departemen Luar Negeri AS tidak menanggapi pertanyaan.
"Sesuatu dapat terjadi secepatnya dalam minggu ini oleh Iran dan proksi-prokasinya... Itu adalah penilaian AS dan juga penilaian Israel," kata juru bicara Gedung Putih John Kirby kepada wartawan pada Senin. "Jika sesuatu benar-benar terjadi minggu ini, waktunya tentu saja dapat berdampak pada pembicaraan yang ingin kami lakukan pada Kamis," tambahnya.
Pada akhir pekan lalu, Hamas meragukan apakah perundingan akan dilanjutkan. Israel dan Hamas telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan dalam beberapa bulan terakhir tanpa menyepakati gencatan senjata akhir.
Di Israel, banyak pengamat percaya bahwa tanggapan akan segera terjadi setelah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa Iran akan "menghukum keras" Israel atas serangan di Teheran.
"Kami mengikuti dengan saksama apa yang terjadi di Beirut dan Teheran, dan bekerja untuk menggagalkan ancaman (yang mungkin terjadi), sementara juga menyiapkan berbagai opsi ofensif," kata Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, dalam kunjungan ke pangkalan intelijen di Israel Utara.
"Kami bertekad untuk memenuhi misi kami--kami harus memastikan kembalinya penduduk (Israel utara) dengan selamat ke rumah mereka, setelah kami memastikan bahwa Hizbullah menarik diri ke utara Sungai Litani."
Kebijakan regional Iran ditentukan oleh Garda Revolusi elit, yang hanya bertanggung jawab kepada Khamenei, penguasa tertinggi di negara itu. Presiden baru Iran yang relatif moderat, Masoud Pezeshkian, telah berulang kali menegaskan kembali sikap anti-Israel Iran dan dukungannya terhadap gerakan perlawanan di seluruh wilayah tersebut sejak dilantik bulan lalu.
Meir Litvak, peneliti senior di Pusat Aliansi untuk Studi Iran di Universitas Tel Aviv, mengatakan bahwa menurutnya Iran akan mengedepankan kebutuhannya sendiri sebelum membantu sekutunya, Hamas, tapi Iran juga ingin menghindari perang berskala besar.
"Iran tidak pernah tunduk pada strategi dan kebijakannya pada kebutuhan para proksinya," ujar Litvak. "Sebuah serangan mungkin saja terjadi dan hampir tak terelakkan, tetapi saya tidak tahu skala dan waktunya."
Analis yang berbasis di Iran, Saeed Laylaz, mengatakan bahwa para pemimpin Republik Islam saat ini sangat ingin mengupayakan gencatan senjata di Gaza, "untuk mendapatkan insentif, menghindari perang habis-habisan, dan memperkuat posisinya di wilayah tersebut."
Laylaz mengatakan bahwa Iran belum pernah terlibat dalam proses perdamaian di Gaza, namun saat ini mereka siap untuk memainkan "peran penting." Iran, menurut dua sumber tersebut, tengah mempertimbangkan untuk mengirimkan wakilnya ke perundingan gencatan senjata tersebut.
Namun, mereka mengatakan bahwa perwakilan tersebut tidak akan secara langsung menghadiri pertemuan-pertemuan tersebut, tapi akan terlibat dalam diskusi-diskusi di belakang layar "untuk menjaga jalur komunikasi diplomatik" dengan Amerika Serikat ketika perundingan berlangsung.
Misi Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York mengatakan kepada Reuters bahwa Teheran tidak akan mengirimkan seorang pun wakilnya di sela-sela perundingan gencatan senjata tersebut. Para pejabat di Washington, Qatar, dan Mesir tidak segera menanggapi pertanyaan tentang apakah Iran akan memainkan peran tidak langsung dalam perundingan.
Dua sumber senior yang dekat dengan Hizbullah Lebanon mengatakan bahwa Teheran akan memberikan kesempatan pada perundingan tersebut, tapi tidak akan mengurungkan niatnya untuk melakukan pembalasan.
Gencatan senjata di Gaza akan memberikan Iran kesempatan untuk melakukan respons "simbolis" yang lebih kecil, kata salah satu sumber tersebut.
Israel melancarkan serangannya ke Gaza setelah para pejuang Hamas menyerbu masuk ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang, sebagian besar adalah warga sipil, dan menahan lebih dari 250 orang sandera, demikian menurut perhitungan Israel.
Sejak saat itu, hampir 40.000 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan Israel di Gaza, menurut kementerian kesehatan.
(red/ros)