Di posisi pembeli terbanyak kedua ditempati oleh UBS Sekuritas Indonesia (AK) yang memborong bersih 244 ribu lot saham WIKA. Harga rata-rata pembelian didapati di Rp253/saham, dengan Net Value mencapai Rp6 miliar.
Kemudian yang ketiga, JP Morgan Sekuritas (BK) memborong 223 ribu lot saham WIKA dengan harga rata-rata pembelian di Rp256/saham.
Menariknya, di hari yang sama JP Morgan Sekuritas sama sekali tidak ada aksi jual saham WIKA, dengan demikian transaksi bersih yang terjadi mencapai Rp5,7 miliar.
No | Nama Broker | Net Buy (Lot) | Harga Rata-rata Beli | Net Value |
1 | Maybank Sekuritas Indonesia | 254.318 | Rp242/saham | Rp6 M |
2 | UBS Sekuritas Indonesia | 244.810 | Rp253/saham | Rp6 M |
3 | JP Morgan Sekuritas Indonesia | 223.409 | Rp256/saham | Rp5,7 M |
Sumber: Tim Riset Bloomberg Technoz, Bursa Efek Indonesia
Aksi beli oleh sekuritas unggulan ini tidak terlepas dari kabar keberhasilan saham WIKA masuk menjadi anggota baru di daftar MSCI Small Cap Index.
Rebalancing MSCI
Morgan Stanley baru saja mengumumkan perombakan atau rebalancing MSCI Small Cap Index.
Saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) masuk ke dalam daftar tersebut, bersama dengan empat saham lainnya yang juga masuk menjadi anggota atau konstituen baru.
Keempatnya adalah, saham PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY), PT MD Pictures Tbk (FILM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Hasil kajian atau review hingga memunculkan daftar saham tersebut akan berlaku sejak penutupan perdagangan 30 Agustus 2024, sebagaimana tertulis di pengumuman.
Rebalancing ini kemudian akan berlaku efektif mulai 2 September 2024.
Adapun hasil rebalancing indeks yang menjadi acuan Manajer Investasi atau Fund Manager dunia itu cukup memberikan sentimen ke pergerakan harga saham.
Untuk masuk ke dalam index MSCI, sebuah saham harus memenuhi serangkaian kriteria yang mencakup kapitalisasi pasar, tingkat likuiditas yang tinggi, dan aksesibilitas bagi investor internasional.
(fad)