Logo Bloomberg Technoz

Namun investor perlu waspada karena indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 82,01. Sudah di atas 80 yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).

Harga emas sudah melewati pivot point di US$ 2.466/troy ons. Dari titik ini, target support terdekat ada di kisaran US$ 2.456-2.448/troy ons.

Adapun target resisten terdekat adalah US$ 2.474-2.485/troy ons.

Data Inflasi

Saat ini, pelaku pasar sedang menantikan rilis data inflasi di Amerika Serikat (AS) yang terbit malam ini waktu Indonesia. Konsensus pasar memperkirakan inflasi Negeri Paman Sam pada Juli ada di 0,2% secara bulanan (month-to-month/mtm). Lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang deflasi 0,1% mtm.

Namun secara tahunan (year-on-year/yoy), laju inflasi diperkirakan melambat dari 3% pada Juni menjadi 2,9% bulan lalu. Jika terwujud, maka akan menjadi yang terendah sejak Maret 2021.

Sementara laju inflasi inti Juli secara bulanan diperkirakan 0,2% mtm. Lebih tinggi ketimbang Juni yang sebesar 0,2% mtm.

Lalu laju inflasi inti tahunan pada Juli diperkirakan 3,2% yoy. Melambat dibandingkan Juni yang sebesar 3,3% yoy. Jika inflasi inti tahunan benar-benar sebesar 3,2% yoy, maka akan menjadi yang terendah sejak April 2021.

Data inflasi menjadi penting karena merupakan dasar bagi bank sentral Federal Reserve dalam menentukan arah kebijakan moneter. Ketika inflasi konsisten mengarah ke target 2%, maka penurunan suku bunga acuan bisa dilakukan.

Kini pelaku pasar meyakini bahwa Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan rekan bakal menurunkan suku bunga acuan dalam rapat bulan depan. Mengutip CME FedWatch, peluang Federal Funds Rate bertahan di level saat ini yakni 5,25-5,5% adalah 0%.

Sedangkan kemungkinan pemangkasan 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% adalah 46,5%. Adapun probabilitas pengguntingan 50 bps ke 4,75-5% mencapai 53,5%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

(aji)

No more pages