Logo Bloomberg Technoz

Kim juga mengeluarkan peringatan baru terhadap AS dan sekutunya dan berjanji untuk terus memajukan program senjata nuklir negaranya melawan "segala agresi dan provokasi," kata KCNA.

'Hwasong-18' baru dinyatakan sebagai kemajuan signifikan dalam kemampuan rudal Korut dan menampilkan teknologi propulsi bahan bakar padat canggih dan sistem pemisahan yang andal, demikian dilaporkan KCNA.

“Sistem rudal Hwasong-18 akan berfungsi sebagai sistem senjata inti yang vital, membela negara kita, menghalangi agresi, dan menjaga keamanan nasional,” tambah KCNA

Ilustrasi Bendera Korea Utara (Sumber: Bloomberg)

Korut dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan tekanan dengan uji coba sistem baru untuk serangan nuklir dan memutuskan hubungan komunikasi dengan Korea Selatan (Korsel). Mereka menuntut penghentian latihan militer bersama antara AS dan sekutunya di kawasan tersebut dan mengancam akan melakukan tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menanggapi latihan itu. 

Dorongan AS untuk mengisolasi Rusia, ditambah dengan meningkatnya permusuhan terhadap China, telah memungkinkan Kim untuk memperkuat nuklirnya tanpa takut menghadapi sanksi di Dewan Keamanan PBB.

Hampir tidak ada kemungkinan Rusia atau China, yang memiliki hak veto di dewan tersebut, akan mendukung tindakan apa pun terhadap Korut.

“Kecuali Washington memprioritaskan masalah nuklir Korut, hanya ada sedikit peluang untuk membuat kemajuan,” kata Kak Soo Shin, mantan diplomat karir yang pernah menjabat sebagai duta besar Korsel untuk Jepang.

“Sayangnya, AS tidak memiliki niat seperti itu karena persaingan dengan China dan invasi Rusia ke Ukraina. Satu-satunya cara untuk terobosan mungkin dengan membuat China menekan atau mengerem Korut, yang tampaknya sulit terjadi,” katanya.

--Dengan asistensi Se Young Lee.

(bbn)

No more pages