Dengan perkiraan awal temuan cadangan sebesar kurang lebih 609 millions barrels of equivalent (MMBOE), penemuan ini diklaim sebagai satu dari tiga temuan besar eksplorasi dunia pada 2023.
Dwi mengatakan temuan tersebut bakal mampu meningkatkan secara signifikan cadangan gas untuk mendukung peningkatan target produksi migas nasional sebesar 1 juta barel per hari atau barrel of oil per day (BOPD) dan 12 miliar gas kaki kubik per hari atau billion standard cubic feet per day (BSCFD).
Sejalan dengan itu, PT Badak LNG bakal menghidupkan kembali satu fasilitas kilang gas alam cair atau liquified natural gas (LNG) di Bontang, Kalimantan Timur.
Senior Manager Technical Badak LNG Johan Anindito Indriawan mengatakan kilang atau train yang diprioritaskan untuk dihidupkan adalah train F dengan biaya US$130 miliar hingga US$180 miliar (Rp2,05 triliun hingga Rp2,85 triliun asumsi kurs saat ini). Adapun, train itu terakhir beroperasi pada 2020.
Namun, biaya ini belum termasuk tahap assesment sebesar US$7,4 juta (atau setara Rp117,1 miliar asumsi kurs saat ini). Targetnya, train F bakal siap dioperasikan pada 2028, bila tahapan penilaian dimulai pada pertengahan 2024.
“Train yang menjadi prioritas yang akan dihidupkan kembali tentunya train F yang memang kita desain untuk dihidupkan kembali. Kita lakukan preservasi sejak 2020,” ujar Johan dalam paparannya kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif di kantornya, Bontang, Kalimantan Timur, Selasa (13/8/2024).
(dov/wdh)