Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (14/8/2024), dibuka menguat. Pada pukul 9.05, indeks langsung melesat dengan kenaikan 31,44 poin atau setara dengan 0,43% ke level 7.388.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan tercatat 1,37 miliar saham dengan nilai transaksi Rp717 miliar. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 62.198 kali. Sebanyak 251 saham menguat, dan 117 saham melemah. Sementara, 183 saham tidak bergerak.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Data terbaru inflasi Amerika Serikat yang rilis semalam memperkuat spekulasi bahwa Bank Sentral AS (The Fed) akan segera memulai pelonggaran moneter yang sangat dinantikan pada September.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, investor menyambut baik kenaikan Harga Produsen AS yang lebih rendah dari perkirakan pada Juli. Ini sekaligus mencerminkan penurunan pertama dalam biaya jasa 2024 di tengah moderasi yang sedang berlangsung dalam tekanan inflasi.
Indeks Harga Produsen untuk permintaan final hanya ada kenaikan 0,1% dari bulan sebelumnya, menurut laporan Biro Statistik Tenaga Kerja yang dirilis pada Selasa (13/8/2024) malam. Perkiraan median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom memperkirakan ada kenaikan sebesar 0,2%.

Dibandingkan dengan tahun lalu, PPI menguat 2,2%. PPI yang tidak termasuk kategori makanan yang mudah menguap dan energi tidak berubah di Juli dari bulan sebelumnya, angka yang paling lemah dalam empat bulan. PPI inti mencatat kenaikan 2,4% dari tahun lalu.
Dengan latar belakang meredanya tekanan inflasi, lemahnya angka pekerjaan di Juli mendorong para ekonom untuk memperkirakan pemangkasan suku bunga Federal Reserve akan segera dimulai di bulan depan, yaitu pada pertemuan selanjutnya di September.
“Pasar yang mencari stabilitas mendapat lebih banyak bukti bahwa inflasi telah mereda,” kata Chris Larkin di E*Trade dari Morgan Stanley.
“Data yang lebih rendah dari perkiraan kemungkinan akan disambut oleh pasar saham yang berusaha untuk bangkit dari pullback terbesarnya tahun ini.” jelasnya.
Senada dengan itu, “Landasan pacu sudah jelas bagi The Fed untuk memangkas suku bunga pada bulan September,” kata Jamie Cox di Harris Financial Group.
“Jika data seperti ini bertahan, The Fed akan memiliki banyak ruang untuk memangkas suku bunga lebih lanjut tahun ini.”

Para investor sekarang mengalihkan fokus mereka ke laporan inflasi Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) utama pada Rabu. Hal ini penting untuk mendapatkan sinyal lebih kuat tentang prediksi rencana pelonggaran The Fed. Meski masih ada data lanjutan, terlihat reaksi pasar sudah bergegas memborong aset-aset yang lebih berisiko termasuk di pasar Saham Asia.
Mengutip CME FedWatch Tools, The Fed diperkirakan sudah tidak mungkin lagi mempertahankan suku bunga acuan di level tertinggi saat ini. Pilihan yang ada adalah pemangkasan 25 basis poin (bps) atau 50 bps, yang keduanya sama besar pagi ini.
Peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 bps menjadi 5,00% – 5,25% pada September adalah 47,5%. Adapun probabilitas pengguntingan mencapai 50 bps juga dengan kemungkinan 52,5%.
(fad/wep)