Meningkatnya pendapatan tersebut juga turut membuat beban usaha FREN membengkak menjadi Rp5,52 triliun dari sebelumnya Rp5,41 triliun. Laba usaha periode Januari hingga Juni Rp47,32 miliar.
Beban paling besar dikontribusikan oleh beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi yang menyumbang Rp2 triliun, naik dari sebelumnya Rp1,86 triliun. Beban penyusutan dan amortisasi juga bengkak dari Rp2,31 triliun menjadi Rp2,4 triliun.
Smartfren selanjutnya masih membukukan kerugian dari investasi saham Rp58,84 miliar. Rugi tersebut menyusut dari sebelumnya Rp389,8 miliar.
Setelah diakumulasi dari pos beban, kerugian dan penghasilan lainnya, Smartfren membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp473,7 miliar.
Total aset hingga akhir periode semester pertama tercatat Rp45,26 triliun, meningkat dibandingkan Rp45,04 triliun pada akhir Desember 2023. Liabilitas dan ekuitas masing-masing Rp22,97 triliun dan Rp22,27 triliun.
(wep)