Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah berpeluang melanjutkan penguatan menuju level terbaik di kisaran Rp15.700-an/US$, seiring peningkatan keyakinan pasar terhadap peluang dimulainya siklus pelonggaran moneter oleh Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat (AS).
Di pasar offshore, setelah semalam ditutup menguat tajam 1,2%, pagi ini rupiah forward sudah diperdagangkan di kisaran Rp15.760-an/US$. Level itu jauh lebih kuat dibanding posisi penutupan pasar spot kemarin di Rp15.833/US$ yang juga merupakan level terbaik sejak akhir Maret 2024.
Bila rupiah berhasil menyentuh zona Rp15.700-an pada hari ini di pasar spot, itu akan mengantarkan rupiah kembali ke wilayah penguatan yang terakhir terlihat pada 22 Maret lalu.
Indeks dolar AS pagi ini bergerak di kisaran lebih rendah di 102,62, setelah kemarin ditutup turun 0,56% pasca rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika menggembirakan pasar karena angka yang lebih rendah ketimbang prediksi.
Inflasi PPI pada Juli tercatat sebesar 0,1% month-on-month, lebih kecil dibanding prediksi dan lebih rendah dibanding Juni. Sedangkan secara tahunan, inflasi harga produsen di AS tercatat 2,2%, turun dibanding Juni sebesar 2,6% dan di bawah ekspektasi pasar 2,3%.
Inflasi inti PPI juga turun jadi 2,4% year-on-year setelah mencapai 3% pada bulan sebelumnya dan di bawah prediksi pasar yang memperkirakan di 2,6%.
Data-data itu menguatkan skenario penurunan bunga The Fed mulai September. Pernyataan pejabat The Fed memperkuat ekspektasi itu. Gubernur The Fed Atlanta Raphael Bostic menilai ada peluang penurunan bunga The Fed pada akhir tahun.
Pasar masih akan menanti rilis data inflasi kedua yaitu inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) atau CPI yang akan diumumkan pada Rabu malam nanti. Meski masih ada data lanjutan, terlihat reaksi pasar sudah bergegas memborong aset-aset yang lebih berisiko termasuk di pasar saham Asia dan surat utang.
Pagi ini, pada pembukaan pasar Asia, mata uang Korea won dibuka menguat namun terbatas sebesar 0,09%, sedangkan baht Thailand dibuka naik 0,01%. Yen Jepang masih melanjutkan pelemahan di 147,03 per dolar AS, atau turun 0,13%, level lemah yang disenangi oleh pasar.
Sentimen terakhir di pasar global itu telah memberi energi penguatan pada aset-aset emerging market termasuk rupiah. Peluang bagi Bank Indonesia untuk memulai penurunan bunga acuan, BI rate, juga lebih terbuka.
Bank investasi global asal Inggris, Barclays Plc, memperkirakan Bank Indonesia akan memangkas bunga acuan sebanyak 75 bps tahun ini, mulai September nanti.
Selanjutnya pada 2025, pemangkasan diprediksi sebanyak 50 bps sehingga level bunga acuan BI rate akan kembali ke level sebelum pandemi yaitu di kisaran 5%, kata Ekonom Barclays Brian Tan dalam catatannya kemarin.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan tren penguatan hari ini dengan target resistance potensial terdekat menuju Rp15.800/US$ hingga mencapai Rp15.780/US$. Level resistance selanjutnya menarik dicermati pada Rp15.750/US$, yang merupakan resistance psikologis.
Dalam tren jangka menengah, rupiah terkonfirmasi membentuk trend Higher High, dengan keberhasilan breakout MA-200 yang tercermin dari time frame daily menuju Rp15.740/US$..
Nilai rupiah terkonfirmasi memiliki support di Rp15.880/US$, sementara kisaran gerak rupiah dalam support berada di antara Rp15.850 sampai dengan Rp15.900/US$.

(rui)