Logo Bloomberg Technoz

Cuan yang didapat memang sudah lumayan tinggi. Buktinya, harga emas masih membukukan kenaikan 3,45% dalam sepekan terakhir meski kemarin turun.

“Meski ada riak-riak profit taking, tetapi konflik geopolitik dan ekspektasi penurunan suku bunga akan mendorong investor untuk menuju emas. Rekor tertinggi baru hanya menunggu waktu,” tulis riset Commerzbank.

Di Timur Tengah, ketegangan antara Israel dengan kelompok Hamas di Palestina belum reda. Bahkan kini konflik terancam meluas dengan melibatkan Iran. 

“Dalam pandangan kami, konflik di Jalur Gaza akan bertahan hingga 2025 dan ada risiko meluas,” sebut pernyataan tertulis Fitch Ratings.

Emas adalah aset yang dipandang aman (safe haven asset). Emas biasanya diburu saat situasi tidak menentu.

Di sisi lain, pelaku pasar sangat yakin bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Funds Rate akan memangkas suku bunga acuan bulan depan. Mengutip CME FedWatch, peluang Federal Funds Rate bertahan di 5,25-5,5% dalam rapat September adalah 0%.

Sementara kemungkinan penurunan 25 basis poin (bps) ke 5-5,25% adalah 46,5%. Sedangkan probabilitas pengguntingan 50 bps menjadi 4,75-5% mencapai 53,5%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

(aji)

No more pages