Logo Bloomberg Technoz

Di Timur Tengah, ketegangan antara Israel dengan kelompok Hamas di Palestina belum reda. Bahkan kini konflik terancam meluas dengan melibatkan Iran. 

“Dalam pandangan kami, konflik di Jalur Gaza akan bertahan hingga 2025 dan ada risiko meluas,” sebut pernyataan tertulis Fitch Ratings.

Emas adalah aset yang dipandang aman (safe haven asset). Emas biasanya diburu saat situasi tidak menentu.

Di sisi lain, pelaku pasar sangat yakin bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Funds Rate akan memangkas suku bunga acuan bulan depan. Mengutip CME FedWatch, peluang Federal Funds Rate bertahan di 5,25-5,5% dalam rapat September adalah 0%.

Sementara kemungkinan penurunan 25 basis poin (bps) ke 5-5,25% adalah 46,5%. Sedangkan probabilitas pengguntingan 50 bps menjadi 4,75-5% mencapai 53,5%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertahan di zona bullish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 60,56. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Akan tetapi, investor patut hati-hati karena indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 85,36. Angka di atas 80 berarti sudah tergolong jenuh beli (overbought).

Sepertinya nafsu pelaku pasar untuk mengeruk keuntungan dari menjual emas masih ada. Akibatnya, mungkin koreksi harga emas belum paripurna.

Cermati pivot point di US$ 2.458/troy ons. Jika tertembus, maka target support US$ 2.436-2.431/troy ons akan terkonfirmasi.

Adapun target resisten terdekat adalah US$ 2.478/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.491/troy ons.

(aji)

No more pages