Sedangkan inflasi di tingkat produsen malah mengalami deflasi 0,5%, menjadi penurunan terendah sejak April 2020. Kedua data tersebut kini menaikkan ekspektasi bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sudah hampir selesai dengan siklus kenaikan suku bunga acuan.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, tingkat inflasi (CPI) AS memperpanjang perlambatan selama sembilan bulan beruntun menjadi 5.0% yoy pada Maret. Menjadi yang terendah sejak Mei 2021 dari 6,0% yoy pada Februari, dan lebih rendah dari ekspektasi pasar 5.2% yoy.
“Secara bulanan, inflasi juga lebih rendah dari ekspektasi,” jelasnya.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG ditutup terkoreksi 0,2% ke 6.785 dan masih didominasi oleh tekanan jual.
“IHSG masih berpeluang menguat kembali untuk menguji 6.833 - 6.840. Namun, waspadai apabila IHSG menembus 6.735,” jelas Herditya dalam riset harian yang diterbitkannya Jumat (14/4/2023).
Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, APLN, ASII, BBCA, dan TOWR.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan kemarin IHSG ditutup melemah, akan tetapi investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 943 miliar di reguler market.
Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung menguat, dengan resistance 6.800 - 6.850, dan support 6.750 - 6.700. Saham rekomendasi CGS-CIMB adalah BIRD, TPIA, BRPT, MEDC, FREN, dan ERAA.
(fad/wep)