Sejumlah saham yang menguat tajam dan menjadi top gainers antara lain PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) yang melonjak 27,3%, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) yang melesat 26,1%, dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang melejit 24,3%.
Kemudian saham-saham yang melemah dalam dan menjadi top losers di antaranya PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (GRIA) yang anjlok 10,9% PT Langgeng Makmur Industri Tbk (LMPI) yang jatuh 9,88%, dan PT Metro Realty Tbk (MTSM) yang ambruk 9,21%.
Bursa Saham Asia juga kompak menapaki jalur penguatan. Pada pukul 16.30 WIB sore hari, Nikkei 225 (Tokyo), Topix (Jepang), Straits Times (Singapura), PSEI (Filipina), Shenzhen Comp. (China), Hang Seng (Hong Kong), dan Shanghai Composite (China) yang berhasil menguat dan menghijau dengan masing-masing 3,45%, 2,83%, 0,86%, 0,56%, 0,50%, 0,36%, dan 0,34%.
Senada, CSI 300 (China), KLCI (Malaysia), KOSPI (Korea Selatan), TW Weighted Index (Taiwan), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), dan SETI (Thailand), juga melesat dengan masing-masing 0,26%, 0,18%, 0,12%, 0,11%, 0,02%, dan 0,01%.
Dengan demikian, IHSG adalah indeks dengan kenaikan terbaik ke-empat di Asia, dan nomor dua tertinggi di ASEAN.
Sentimen pasar hari ini tertuju pada data inflasi Indeks Harga Produsen (Producer Price Index/PPI) Amerika Serikat nanti malam, di mana konsensus pasar yang dihimpun oleh Bloomberg memperkirakan Negeri Paman Sam itu akan mencatat inflasi PPI Juli di angka 2,3% secara tahunan, melambat dari sebelumnya 2,6%.
Sementara secara bulanan, inflasi PPI AS pada Juli diperkirakan 0,2% yang sama dengan bulan sebelumnya. Adapun konsensus juga memperkirakan, inflasi inti PPI di angka 0,2% mtm, dan secara tahunan diprediksi di 2,6% yoy, melandai dibandingkan dengan sebelumnya.
Data inflasi ini menjadi sangat pivotal menentukan stance lanjutan kebijakan Bank Sentral AS (The Fed), setelah dalam pernyataan sebelumnya telah menggoyahkan euforia pasar.
Terutama, untuk mendapatkan kepercayaan lebih lanjut, investor akan menunggu beberapa laporan/acara dengan profil tinggi seperti pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di Jackson Hole. Sementara itu, setiap laporan ekonomi kemungkinan akan diteliti secara berlanjut dan berulang, katanya.
“Volatilitas bisa kembali minggu ini,” kata Solita Marcelli di UBS Global Wealth Management.
“Jika inflasi terlalu rendah, ini dapat meningkatkan kekhawatiran bahwa AS mungkin menuju resesi. Jika inflasi terlalu tinggi, hal itu dapat mendorong kekhawatiran bahwa Bank Sentral AS mungkin tidak dapat memangkas suku bunga cukup cepat untuk melindungi perekonomian. Risiko geopolitik juga tetap tinggi.”
(fad)