Logo Bloomberg Technoz

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,81% disusul oleh aksi beli yang marak juga di pasar surat utang di mana mayoritas imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) sore ini turun.

Keperkasaan rupiah hari ini terjadi bahkan ketika lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) mencatat penurunan minat dari investor. Incoming bids yang masuk dalam lelang sukuk negara tercatat sebesar Rp17,96 triliun, lebih rendah dibanding lelang SBSN sebelumnya yang mencatat permintaan hingga Rp24,69 triliun.

BI rate turun 

Bank investasi global asal Inggris, Barclays Plc, memperkirakan Bank Indonesia akan memangkas bunga acuan sebanyak 75 bps tahun ini, mulai September nanti.

Selanjutnya pada 2025, pemangkasan diprediksi sebanyak 50 bps sehingga level bunga acuan BI rate akan kembali ke level sebelum pandemi yaitu di kisaran 5%, kata Ekonom Barclays Brian Tan dalam catatannya yang dilansir oleh Bloomberg News, hari ini.

Meski saat ini rupiah menunjukkan penguatan yang mulai konsisten, sempat reli menguat tujuh hari beruntun sampai pekan lalu, analis melihat BI masih membutuhkan keyakinan lebih besar sebelum memangkas bunga acuan terutama menunggu langkah pertama bank sentral AS, Federal Reserve.

Namun, dalam pandangan analis Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) Lloyd Chan, rupiah masih akan volatile dalam jangka pendek ini terlebih bila data inflasi AS ternyata membuat pasar harus menggeser lagi ekspektasi penurunan bunga The Fed.

"Dolar AS mungkin kembali menguat ke kisaran Rp16.150/US$ pada kuartal III sebelum nanti melemah ke Rp16.050/US$ pada kuartal IV-2024," katanya.

Rupiah juga masih terbebani oleh risiko kenaikan harga minyak dunia akibat peningkatan eskalasi konflik di Timur Tengah dan dampak dari ketidakpastian Pemilu AS. "Tekanan pada rupiah sepertinya akan bertahan dari jangka menengah ke panjang karena pelemahan harga komoditas akan berimbas pada transaksi berjalan Indonesia," jelas Chan.

Ia memprediksi bunga acuan BI rate masih akan tetap di level saat ini sampai akhir tahun karena situasi rupiah akan membatasi keberanian BI melakukan kebijakan yang eksesif.

(rui)

No more pages