BMAD 50% Dinilai Tak Akan Ampuh Selamatkan Industri Keramik RI
Pramesti Regita Cindy
13 August 2024 16:10
Bloomberg Technoz, Jakarta – Pelaku industri menilai besaran bea masuk antidumping (BMAD) di rentang 45%—50% untuk produk keramik impor tidak akan cukup ampuh menyelamatkan sektor industri tersebut dari keterpurukan akibat gempuran barang impor murah dari China.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan kondisi industri keramik saat ini sudah makin terpuruk akibat maraknya praktik perdagangan tidak adil atau unfair trade.
Untuk itu, besaran BMAD keramik yang hanya 45%—50% dinilai masih belum sesuai dengan ekspektasi pelaku industri. Apalagi, besarannya masih jauh di bawah rata-rata tarif yang diterapkan di banyak negara.
"Asaki memandang besaran BMAD untuk keramik impor dari China yang akan diterapkan masih di bawah ekspektasi dan jauh di bawah benchmark yang diterapkan oleh negara-negara seperti Uni Eropa, Timur Tengah, Amerika Serikat, Meksiko, dan India," kata Edy, Selasa (13/8/202).
Lebih lanjut, Edy memperingatkan tidak ada industri atau negara maju yang dapat bertahan menghadapi persaingan tidak sehat seperti praktik dumping dan predatory pricing yang dilakukan oleh produk keramik impor dari Negara Panda tersebut.