Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan kinerja penerimaan pajak hingga Juli 2024. Setoran pajak masih tumbuh negatif.

Sepanjang Januari-Juli, penerimaan pajak tercatat Rp 1.045,32 triliun. Angka ini setara dengan 52,56% dari target.

Pada 7 bulan pertama tahun lalu, penerimaan pajak ada di Rp 1.109,1 triliun. Jadi, penerimaan pajak turun 5,75%.

Penurunan terjadi di pos Pajak Penghasilan (PPh) Non-Migas. Penerimaan PPH Non-Migas per akhir Juli adalah Rp 593,76 triliun atau turun 3,04%.

"Ini sudah mulai menurun, bulan lalu 7,9%. Negatifnya sudah mulai flatten, yang tadinya dalam. Kita harapkan bulan-bulan ke depan mulai positif," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Selasa (13/8/2024).

Sementara setoran PPh Migas juga terkontraksi (tumbuh negatif). Penerimaan di pos ini hingga akhir Juli adalah Rp 39,32 triliun atau anjlok 13,21%.

"Ini karena lifting minyak. Meski harga minyak naik, tetapi lifting minyak kita mengalami kontraksi atau terus mengalami penurunan. Tidak pernah mencapai target APBN," tegas Bendahara Negara.

Sedangkan yang tumbuh positif adalah penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPNBM). Per akhir Juli, nilainya adalah Rp 402,16 triliun, atau naik 7,34%.

"Ini good news. Artinya ekonominya tumbuh. Kegiatan perdagangan juga mulai bagus, manufaktur meskipun merendah juga bagus, dan kegiatan-kegiatan lain," tutur Sri Mulyani.

Penerimaan yang juga tumbuh positif adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Pajak Lainnya. Hingga akhir Juli, setoran dari pos ini adalah Rp 10,07 triliun atau naik 4,14%.

(aji)

No more pages