Logo Bloomberg Technoz

Kelesuan Manufaktur Jadi Perhatian Sri Mulyani

Azura Yumna Ramadani Purnama
13 August 2024 10:41

Truk yang mengangkut minyak sawit mentah mengantri di luar pabrik Apical Group Ltd. di Marunda, Jakarta, Indonesia. Fotografer: Dimas Ardian/Bloomberg
Truk yang mengangkut minyak sawit mentah mengantri di luar pabrik Apical Group Ltd. di Marunda, Jakarta, Indonesia. Fotografer: Dimas Ardian/Bloomberg

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bicara soal perlambatan aktivitas manufaktur. Bendahara Negara menegaskan, fenomena ini tidak unik terjadi di Indonesia tetapi menjadi fenomena global.

"Ekonomi global 2024 diperkirakan masih akan lemah, karena fragmented dan banyak barrier to entry melalui perang dagang. Ini pasti mempengaruhi perdagangan dan investment yang pengaruhnya kepada global growth," terang Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita di kantornya, Jakarta, Selasa (13/8/2024).

Korban pertamanya, lanjut Sri Mulyani, adalah aktivitas manufaktur. Pada Juli, Puchasing Manager's Index (PMI) manufaktur global masuk ke zona kontraksi di bawah 50 yaitu 49,7.

"Indonesia juga mengikuti, turun ke 49,3. Amerika Serikat (AS) juga kontraksi, RRT (Republik Rakyat Tiongkok) juga kontraksi," ujar Sri Mulyani.

Ekonomi global, menurut Sri Mulyani, memang sangat fluktuatif. Permintaan baru (new orders) produk manufaktur menurun, permintaan ekspor juga demikian.