3 Skenario Harga Minyak Buntut Seteru Iran-Israel: Bisa ke US$150
Wike Dita Herlinda
13 August 2024 10:00
Bloomberg Technoz, Jakarta – Pasar minyak dunia seolah sudah ‘kebal’ dengan sentimen risiko eskalasi konflik di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara atau Middle East and North Africa (MENA), sebagaimana terefleksi dari anomali moderat Brent akhir-akhir ini. Namun, bukan berarti risiko amuk harga minyak dunia sudah tertutup.
Hari ini, Brent untuk pengiriman Oktober turun 0,6% menjadi US$81,84/barel pada pukul 8:34 pagi di Singapura. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun 0,6% menjadi US$79,58/barel.
Secara historis, padahal, tensi politik di wilayah MENA biasanya menjadi faktor pemicu yang dapat menjungkirbalikkan harga minyak dunia dalam tempo singkat.
Belakangan ini, salah satu risiko potensial untuk pembalikan tersebut adalah pembalasan terhadap tiga serangan yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) dan Israel terhadap Iran, Lebanon, dan Irak pada 30—31 Juli.
Bersamaan dengan itu, risiko geopolitik di Timur Tengah meningkat ke level tertinggi sejak dimulainya perang Israel-Hamas Oktober tahun lalu dan kalangan analis memperkirakan probabilitas perang regional sebesar 50%.