Seperti yang diwartakan Bloomberg News, setelah turbulensi hebat di pekan lalu, investor akan fokus pada Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk melihat lebih jelas apakah The Fed akan memiliki keleluasaan, atau justru lebih terbatas dalam memfokuskan kembali pasar tenaga kerja dan memotong suku bunga secara bertahap untuk mengamankan ‘Soft landing’, menurut Krishna Guha di Evercore.
“Volatilitas bisa kembali minggu ini,” kata Solita Marcelli di UBS Global Wealth Management.
“Jika inflasi terlalu rendah, ini dapat meningkatkan kekhawatiran bahwa AS mungkin menuju resesi. Jika inflasi terlalu tinggi, hal itu dapat mendorong kekhawatiran bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mungkin tidak dapat memangkas suku bunga cukup cepat untuk melindungi perekonomian. Risiko geopolitik juga tetap tinggi,” jelasnya.
Investor juga bersiap untuk rilis data Indeks Harga Produsen (IHP) AS pada Selasa dan IHK pada Rabu. Keduanya akan memberikan gambaran tentang inflasi di negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu.
Menurut Keith Lerner di Truist Advisory Services, setelah guncangan volatilitas sebelumnya, investor cenderung melihat perubahan signifikan dalam kedua arah, dan proses perbaikan biasanya membutuhkan waktu.
Terutama, untuk mendapatkan kepercayaan lebih lanjut, investor akan menunggu beberapa laporan/acara dengan profil tinggi seperti pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di Jackson Hole. Sementara itu, setiap laporan ekonomi kemungkinan akan diteliti secara berlanjut dan berulang, katanya.
Pernyataan terbaru dari pejabat Federal Reserve juga turut jadi sentimen penting. Anggota Dewan Gubernur Michelle Bowman menyatakan, suku bunga acuan sudah bisa turun jika syarat-syaratnya terpenuhi.
“Jika data yang ada menunjukkan bahwa inflasi bergerak menuju target 2% secara berkelanjutan, maka akan menjadi layak (Appropriate) untuk secara bertahap memangkas suku bunga acuan. Namun kita harus sabar dan tidak bereaksi berlebihan terhadap satu data saja,” papar Bowman dalam sambutan di acara yang digelar Kansas Bankers Association, oleh Bloomberg News.
Mengutip CME FedWatch Tools, The Fed diperkirakan sudah tidak mungkin lagi mempertahankan suku bunga acuan di level tertinggi saat ini. Pilihan yang ada adalah pemangkasan 25 basis poin (bps) atau 50 bps, yang keduanya sama besar pagi ini.
Peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 bps menjadi 5,00% – 5,25% pada September adalah 50%. Adapun probabilitas pengguntingan mencapai 50 bps juga dengan kemungkinan 50%.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, data ekonomi AS yang akan dirilis minggu ini antara lain Producer Price Index (PPI) pada Selasa, Consumer Price Index (CPI) pada Kamis, dan Penjualan Ritel (Retail Sales) pada Kamis (Indonesia).
“Inflasi Utama (Headline CPI) AS diprediksi naik 0,2% mtm (+3,0% yoy) pada Juli setelah turun 0,1% mtm (+3,0% yoy) pada Juni. Kenaikan ini diyakini tidak akan mendorong Federal Reserve untuk menunda kenaikan suku bunga acuan di akhir bulan September yang akan datang,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Sementara itu, Inflasi Inti (Core CPI) diprediksi tumbuh melambat menjadi 3,2% yoy dari 3,3% yoy pada Juni. Penjualan Ritel AS diramalkan akan naik 0,3% mtm pada Juli setelah tidak mencatatkan pertumbuhan (0% mtm) pada sebelumnya.
Sedangkan, tanpa memperhitungkan penjualan otomotif dan BBM di SPBU, Penjualan Ritel diprediksi tumbuh 0,2% mtm, turun cukup tajam dari sebelumnya 0,8% mtm pada Juni.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,56% ke 7.297 dan masih disertai dengan munculnya volume pembelian.
“Posisi IHSG saat ini sudah berada di akhir wave [b] dari wave 2, hal tersebut berarti penguatan IHSG akan sangat terbatas dan rawan terkoreksi. Adapun penguatan IHSG diperkirakan akan menguji area 7.302,” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (13/8/2024).
Herditya juga memberikan catatan, tetap waspadai akan adanya koreksi dari IHSG yang diperkirakan akan menuju ke 6.949-7.026.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, BRMS, DOID, ITMG, dan PGEO.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, data ekonomi padat dalam dua hari kedepan.
“IHSG diperkirakan kembali bergerak fluktuatif di kisaran pivot area 7.250-7.275 di Selasa (13/8). Penguatan mungkin tertahan di Selasa (13/8). Akan tetapi, indikator-indikator teknikal mengindikasikan potensi penguatan lanjutan, setidaknya uji resistance 7.300-7.330 dalam jangka pendek,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi ITMG, MDKA, PTBA, INCO, ANTM, dan TINS.
(fad/aji)