Adapun saat ini laju Bitcoin ada pada level US$58.474 (Rp935 Juta) atau jatuh 4,22% dalam 24 jam, dan dalam sepekan perdagangan, Bitcoin sejatinya masih menguat 10,81%.
Ethereum ETH juga senada, mendadak ambles 4,17% dalam 24 jam menjadi US$2.551,45. Dalam sepekan, ETH masih melesat 9,54% secara point-to-point.
Sama halnya, XRP Koin juga dalam tren Bearish dengan melemah 4,68% dalam 24 jam menjadi US$0,5632, serta menguat 19,08% dalam sepekan.
BNB Koin juga bertengger pada daftar Aset Kripto paling jatuh kinerjanya secara tiba-tiba, adapun angka penurunannya mencapai 4,57% secara sepekan masih mampu menguat 15,98% pada harga US$506,14.
Menyusul tren yang sama, Altcoin lainnya kompak terkoreksi dalam 24 jam. Shiba Inu SHIB merosot 6,04% dan sepekan juga masih menguat hingga 15,28% menjadi US$0,00001351.
Cardano ADA juga tengah dalam trend turun, melemah 5,74% dalam 24 jam menjadi US$0,3318 meski dengan harga tersebut, ADA masih melesat 9,91% dalam sepekan.
Avalanche AVAX, dan Polkadot DOT kompak di zona merah dalam 24 jam. Dengan masing-masing anjlok 5,48% dan 4,98%.
Sentimen Pasar Aset Kripto
Justin d’Anethan, Kepala Pengembangan Bisnis di salah satu market maker Kripto, di Keyrock kawasan Asia Pasifik mengatakan secara jangka menengah, faktor makro “Akan terus membebani aset-aset berisiko.”
Sebagai aset paling berfluktuasi, investor Bitcoin masih mengamati situasi makro ekonomi Amerika Serikat, termasuk peluang terjadinya resesi.
Pergerakan koin digital yang melemah juga erat kaitannya dengan redanya situasi tegang di pasar keuangan usai kekhawatiran Federal Reserve akan melakukan penurunan suku bunga secara agresif dengan cepat dan tajam demi mencegah resesi lebih dalam.
Chris Weston, Kepala Penelitian di Pepperstone Group di Melbourne berkeyakinan bahwa pasar akan sensitif terhadap data yang menunjukkan pelemahan harga konsumen. Minggu ini situasi pasar bakal dipengaruhi data Inflasi AS (CPI) yang akan diumumkan pada Rabu, dengan perkiraan naik 0,25% untuk periode Juni mtm.
Ia menyebut adanya risiko-risiko kenaikan inflasi dan berlanjutnya kekuatan di pasar tenaga kerja. Sebuah kode bahwa ia mungkin belum siap untuk mendukung penurunan suku bunga saat para gubernur Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bertemu di September.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, pasar uang telah sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga di bulan September dan sekitar 100 basis poin pelonggaran untuk tahun ini, menurut data swap yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Bryan Whalen, Kepala Investasi dan Manajer Portofolio Generalis di TCW Group menyampaikan bahwa kali ini pasar masih gugup.
(fad/aji)