Logo Bloomberg Technoz

Ada Sinyal Resesi AS, Harga Nikel Dunia Terpelanting 18,8%

Dovana Hasiana
12 August 2024 13:20

Nikel sulfat./Bloomberg-SeongJoon Cho
Nikel sulfat./Bloomberg-SeongJoon Cho

Bloomberg Technoz, Balikpapan - Center of Economic and Law Studies (Celios) menilai sinyal resesi Amerika Serikat (AS) bisa berdampak luas pada harga komoditas ekspor Indonesia, terkhusus nikel, yang anjlok 18,8% secara tahunan di tingkat global per 9 Agustus 2024.

Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira mengatakan permintaan domestik AS yang turun berdampak pada rantai pasok dan memengaruhi negara penyedia bahan baku mineral logam. 

Sebagai gambaran, permintaan mobil listrik atau electric vehicle (EV) yang sedang turun di AS berdampak pada permintaan nikel untuk baterai mobil listrik. Tak pelak, harga bakal turun seiring dengan lemahnya permintaan.

“Hal yang menjadi pertanyaan; tekanan harga ini mau berlanjut sampai kapan? Pemilu AS masih November,” ujar Bhima saat dihubungi, dikutip Senin (12/8/2024).

Harga nikel LME./dok. Bloomberg

Harga nikel di London Metal Exchange (LME) hari ini, Senin (12/8/2024), naik 0,04% menjadi US$16.150/ton pada penutupan perdagangan Jumat (9/8/2024). Namun, angka tersebut makin mendekati mendekati level terendah pada tahun ini, yakni US$15.921/ton pada Februari.