Menurut Arifin, terdapat sejumlah tantangan untuk menyelesaikan proyek RDMP Balikpapan yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut, seperti pandemi Covid-19 dan krisis geopolitik yang menghambat sistem logistik.
Selain itu, terdapat hal-hal yang harus diselesaikan antara pemilik proyek yakni PT Pertamina (Persero) melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan kontraktor.
“Nanti mudah-mudahan bisa diselesaikan secara tuntas, supaya progresnya bisa dijaga,” ujar Arifin.
Dimintai konfirmasi secara terpisah, Corporate Secretary PT KPI Hermansyah C Nasroen mengatakan proyek RDMP ini memiliki 3 tujuan, yakni peningkatan kapasitas, peningkatan kualitas, dan peningkatan kompleksitas.
Dalam tujuan pertama, proyek RDMP ini adalah meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260.000 barel per hari atau barrel oil per day (BODP) menjadi 360.000 BOPD.
“Kilang Balikpapan itu ada dua Unit Crude Distillation Unit [CDU IV dan CDU V]. CDU IV itu yang 200.000 BOPD di-revamp jadi 300.000 BOPD. CDU V itu 60.000 BOPD. Jadi total nanti kilang Balikpapan 360.000 BOPD,” ujarnya.
Selanjutnya, proyek RDMP itu juga bakal membangun Residual Fluid Catlytic Cracking (RFCC). Tujuan dari RFCC adalah mengolah residu menjadi Propylene.
“Nanti Propylene 225.000 kiloton per annum [ktpa] akan dikirim ke Balongan, karena PT Polytama Propindo bikin Propylene Plant 2 dengan kapasitas 300.000,” ujarnya.
Selain itu, Kilang Balikpapan juga bakal mampu memproduksi bahan bakar dengan standar Euro 5, yang jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan produk sebelumnya yang hanya setara Euro II.
Pengembangan proyek ini juga melibatkan pembangunan infrastruktur penunjang, salah satunya adalah penyelesaian proyek pipa gas sepanjang 78 km dari Senipah ke Balikpapan, dengan kapasitas maksimal 125 juta standar kaki kubik per hari.
Proyek RDMP Balikpapan juga mencatat perkembangan lainnya, termasuk penyelesaian proyek Balikpapan Revamp sebagai tahap pertama RDMP.
Beberapa unit yang telah selesai dimodifikasi meliputi penambahan Unit Pre-Flash Column, modifikasi Unit Crude Distillation Unit (CDU) IV, dan modifikasi Unit Hydrocracker HCU-A dan HCU-B. Selain itu, bagian utilitas proyek, seperti Plant Air and Instrument Air System, Gas Turbine Generator System, dan Utility Cooling Water System, juga sudah mulai dioperasikan.
(dov/wdh)