Manufaktur Terkontraksi, Jokowi Akan Evaluasi Permintaan Domestik
Pramesti Regita Cindy
12 August 2024 12:30
Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggarisbawahi pentingnya evaluasi segera terhadap pelemahan permintaan domestik, sebagai respons dari penurunan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia yang kini memasuki level kontraksi setelah berekspansi selama 34 bulan beruntun.
"Betul-betul dilihat kenapa permintaan domestik melemah? Bisa karena beban bahan baku impor yang tinggi karena fluktuasi rupiah atau karena serangan produk-produk impor yang masuk ke negara kita," kata Jokowi dalam pengantar pembukaan Rapat Kabinet Pertama di IKN, dikutip dari Sekretariat Presiden, Senin (12/8/2024).
Lebih lanjut, Jokowi meminta kepada para menterinya yang hadir untuk menjadikan data penurunan PMI manufaktur ini sebagai perhatian serius, mengingat beberapa negara di Asia juga mengalami kondisi serupa, dengan PMI di bawah 50.
"[Penurunan PMI] ini agar dilihat betul, diwaspadai secara hati-hati, karena beberapa negara di Asia PMI nya juga [sudah] di bawah 50. Jepang 49,2; Indonesia 49,3; RRT 49,8; Malaysia 49,7," tegasnya.
Dia juga menyoroti bahwa komponen-komponen yang paling banyak mengalami penurunan adalah sektor produksi (-2,6), pesanan baru (-1,7), dan employment (-1,4).