Sebagai perusahaan India terbesar dalam dua tahun terakhir, Ola Electric berhasil mengumpulkan dana sekitar US$733 juta, didukung oleh kuatnya permintaan investor di pasar perdana saham India. Negara ini juga menghadapi gelombang adopsi kendaraan listrik secara besar-besaran.
Meskipun tidak menguntungkan sejak didirikan di Bengaluru pada tahun 2017, Ola Electric adalah salah satu dari sekian banyak perusahaan yang terkait dengan kendaraan listrik.
Ola Electric melirik pasar publik India untuk mengumpulkan dana, memanfaatkan kegemaran akan bahan bakar alternatif di salah satu negara tersibuk dalam hal penawaran saham baru. Ola Electric mencatatkan kerugian bersih sebesar 14,7 miliar rupee pada tahun buku yang berakhir pada bulan Maret 2023, demikian yang ditunjukkan oleh dokumen penawarannya.
“Tiga tahun yang lalu ketika kami meluncurkan produk kami, saya yakin saat itulah kisah mobil listrik dimulai,” kata Aggarwal dalam sebuah konferensi pers di Mumbai pada akhir Juli lalu.
Usai dua tahun Ola Electric berdiri tidak ada pengiriman satu pun skuter, namun perusahaan justru telah menyandang status ‘unicorn’ — perusahaan startup dengan valuasi US$1 miliar - berkat pendanaan awal (early funding) dari grup investor seperti SoftBank dan Tiger Global Management.
Pada saat infrastruktur hijau India dalam masa pertumbuhan, Aggarwal punya tujuan membangun “perusahaan mobilitas listrik perkotaan terkemuka di dunia,” katanya kepada Bloomberg News pada tahun 2021.
Namun perusahaan mengalami beberapa kendala di awal. Tak lama setelah memulai debut kendaraan roda dua listriknya pada tahun 2021, Ola Electric mengalami kemunduran besar. Skuternya diterpa serentetan kasus kebakaran baterai EV.
Perusahaan menarik lebih dari 1.400 skuter setelah insiden tersebut.
Rival Tesla
Sebagai seorang pengusaha, Aggarwal telah mendirikan berbagai perusahaan yang beroperasi di berbagai industri, mulai dari pembayaran online hingga kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Bahkan sebelum perusahaan kendaraan listriknya terdaftar di bursa saham, Aggarwal telah bergabung dengan sebuah klub eksklusif.
Indeks kekayaan Bloomberg dari 500 miliarder top dunia hanya mencantumkan tujuh orang di bawah usia 40 tahun di seluruh dunia, tidak termasuk pendiri Meta Platforms Inc, Mark Zuckerberg dan Dustin Moskovitz, yang keduanya berusia 40 tahun pada bulan Mei.
Tidak pernah menghindar untuk memberikan pendapat, Aggarwal tampaknya menyambut baik keputusan Tesla Inc bulan lalu untuk tidak berinvestasi di India. Aggarwal mengatakan dalam sebuah posting di X, “ini adalah kerugian Tesla, bukan kerugian India.”
Dia tampaknya senang bersaing dengan raksasa global seperti perusahaan EV milik Elon Musk di tanah kelahirannya. Seperti yang dia katakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg tahun lalu: “Tesla adalah untuk Barat, Ola untuk yang lainnya.”
Setelah lulus dari salah satu sekolah yang berfokus pada teknologi terbaik di India, Indian Institute of Technology Bombay, Aggarwal mulai bekerja di Microsoft Research India sebelum mendirikan perusahaan pertamanya pada tahun 2010.
Ola Cabs, atau ANI Technologies Pvt, diluncurkan sebagai aplikasi pemesanan kendaraan untuk menyaingi Uber Technologies Inc. Layanan Aggarwal segera berkembang di luar jasa taksi menjadi pembayaran online dan pengiriman makanan.
Ia mendirikan usaha terbarunya, Krutrim, pada tahun 2023. Krutrim menjadi startup AI pertama di India yang bernilai US1 miliar pada Januari 2024.
Melalui Krutrim, ia berencana untuk membangun model bahasa besar (large language models/LLM), pusat data, dan pada akhirnya server dan komputer super untuk ekosistem AI.
Semua perusahaannya bergerak di sektor teknologi, menciptakan data yang dapat digunakan oleh bisnisnya yang lain, kata Nitin Pangarkar, profesor strategi dan kebijakan di National University of Singapore.
“Tapi perhatian yang diberikan pada bisnis-bisnis tersebut bisa menjadi masalah.”
Ia memiliki saham di Ola Cabs dan Krutrim, dan juga menginvestasikan sejumlah dana yang tidak disebutkan jumlahnya di platform jejaring kedai teh Chaayos dan YourStory, di antara yang lainnya sebagai angel investor, menurut data dari Tracxn Technologies Ltd.
Aggarwal adalah pendukung vokal dari tujuan Modi untuk meningkatkan manufaktur lokal, dan sering menggunakan media sosial dan juga blog untuk berbicara tentang bagaimana perusahaan-perusahaannya dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi India.
Pada bulan Mei, ia meninggalkan layanan cloud Microsoft Azure untuk perusahaannya dan beralih ke cloud Krutrim setelah chatbot LinkedIn menggunakan kata ganti netral gender dengannya.
Mengkritik Microsoft atas “penyakit kata ganti” di akun X-nya, Aggarwal mengatakan bahwa orang India harus beralih dari konsep keragaman, kesetaraan, dan inklusi barat dan menetapkan pedoman mereka sendiri.
“Dia seperti Elon Musk-nya India. "Kurang ajar dan kasar dan sebagainya. Tapi itu tidak menghentikan Musk untuk sukses,” kata Pangarkar.
(bbn)