Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Perdagangan di pasar finansial global pada perdagangan pagi ini dimulai dari nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap 10 mata uang utama dunia. Sementara itu, pasar saham Jepang mengalami kenaikan pada saat pasar saham utama di Asia tutup memperingati Tahun Baru Imlek.

Indeks Topix melonjak sekitar 0,9% saat perdagangan di bursa saham Australia mulai rebound meskipun dengan kenaikan yang tipis. Sementara itu, Indek Dow Futures memperlihatkan koreksi setelah perdagangan akhir pekan lalu mengalami kenaikkan. 

Indeks S&P 500 sempat empat hari mengalami kenaikan untuk pertama kalinya dan Nasdaq 100 mengalami kenaikan terbesar dalam sehari sejak November 2022, yang ditopang kenaikan saham Google Alphabet Inc dan Netflix Inc.

Pasar obligasi agak berubah di kawasan Asia, sementara di Australia dan Selandia Baru imbal hasil tercatat lebih tinggi, mengikuti pasar utang di AS pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (20/2/2023).

Yield obligasi acuan (benchmark) tenor 10 tahun di Jepang tidak berubah pada 0,4%, 10 basis poin di bawah yield yang ditetapkan Pemerintah Jepang.

"Bank of Japan (BoJ) akan terus menjadi bank sentral dengan haknya sendiri dan mencoba menyanyikan nadanya sendiri," kata Katrina Ell, seorang ekonom di Moody's Analytics Inc., di Bloomberg Television.

"Permintaan domestik di Jepang masih sangat lemah, sehingga mereka berusaha menahan desakan pengetatan yang kita lihat dari negara maju bahkan negara berkembang lainnya."

Yen naik sekitar 0,1% di tengah melemahnya greenback secara luas. Pedagang di pasar global di berbagai kelas aset telah mengambil isyarat dari para gubernur bank sentral AS.

Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Christopher Waller pada hari Jumat mengatakan kebijakan terlihat cukup ketat dan dia mendukung moderasi dalam ukuran kenaikan suku bunga. Presiden The Fed Philadelphia Patrick Harker menegaskan kembali pandangannya untuk langkah tambahan dalam menaikkan suku bunga dan kepala Fed Kansas City Esther George mengatakan ekonomi dapat menghindari penurunan tajam.

Keuangan AS
Namun seiring dengan meningkatnya optimisme, kondisi keuangan AS menjadi tidak terlalu ketat, meningkatkan potensi tantangan lain terhadap upaya menjinakkan inflasi yang dapat memberikan alasan bagi para pembuat kebijakan untuk memikirkan kembali pandangan mereka.

Analis IG Markets Inc Hebe Chen mengatakan para pedagang "mencoba mengecilkan kekurangan mendasar" dalam prospek. Dia tidak mengharapkan The Fed untuk menurunkan suku bunga tahun ini, katanya di Bloomberg Television. Chen juga memperingatkan bahwa meski pembukaan kembali China positif, itu tidak akan menyelesaikan semua masalah yang dihadapi ekonominya, termasuk masalah di sektor properti.

Benchmark saham Selandia Baru jatuh dan mata uang negara itu naik setelah Partai Buruh mendukung pengganti Jacinda Ardern sebagai perdana menteri. Pemimpin baru, Chris Hipkins, diperkirakan akan memprioritaskan ekonomi karena resesi membayangi setelah serangkaian kenaikan suku bunga yang tajam.

Di tempat lain, minyak sedikit turun setelah reli ke level tertinggi sejak Jumat pada pertengahan November, ketika membatasi kenaikan minggu kedua berturut-turut karena optimisme atas peningkatan permintaan dari China. Emas beringsut lebih tinggi.

Perdagangan pasar keuangan di jam-jam Asia kemungkinan akan lebih tipis dari biasanya dengan hub utama termasuk Hong Kong, Shanghai, Singapura dan Seoul ditutup untuk perayaan Tahun Baru Imlek pada hari Senin. Banyak pasar regional akan tetap tutup hingga pertengahan minggu dan perdagangan daratan tidak akan dilanjutkan hingga 30 Januari.

(hps/aji)

No more pages