Logo Bloomberg Technoz

Daya Beli Melemah, Aktivitas Impor RI Diadang Dilema

Pramesti Regita Cindy
11 August 2024 18:00

Peti kemas di pelabuhan Shenzhen, China./Bloomberg-Qilai Shen
Peti kemas di pelabuhan Shenzhen, China./Bloomberg-Qilai Shen

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketua Umum Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Subandi mengatakan nuansa pesimisme dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh International Monetary Fund (IMF) akan sangat dirasakan oleh para pelaku impor.

Prospek pertumbuhan yang lesu akibat makin menurunnya daya beli masyarakat, kata Subandi, sudah terlihat dari rendahnya tingkat kunjungan ke mal atau pusat-pusat perbelanjaan. Berbanding lurus dengan tren tersebut, para importir pun terjepit dalam posisi dilematis.

"Di satu sisi [importir] ingin mempertahankan eksistensi kegiatan usahanya. Di sisi lain, kalau dia menjalankan kegiatan usahanya secara normal, itu pasti [barang yang diimpor] tidak akan terserap, tidak akan mampu diserap di pasar," ungkap Subandi kepada Bloomberg Technoz, dikutip Minggu (11/8/2024).

Akibatnya, dia menuturkan, banyak pelaku usaha yang sudah menurunkan volume impor dan produksinya hingga lebih dari 50%, atau bahkan ada yang terpaksa menutup usahanya untuk sementara waktu.

Selain tantangan ekonomi, Subandi juga mencatat ketidakstabilan politik sebagai faktor yang juga turut mempengaruhi iklim usaha, khususnya sektor perdagangan luar negeri.