Logo Bloomberg Technoz

Importir Hadapi ‘Risiko Tinggi’ Usai IMF Ramal Ekonomi RI 5,1%

Pramesti Regita Cindy
11 August 2024 15:00

Kapal Peti Kemas (dok: HSBC)
Kapal Peti Kemas (dok: HSBC)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kalangan industriawan mulai menyoroti berbagai risiko tinggi dan tantangan besar yang akan dihadapi para importir nasional, di tengah ketidakpastian ekonomi global dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan hanya sebesar 5% pada tahun depan.

Dalam kaitan itu, Ketua Umum Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Subandi mengatakan manuver mitigasi yang dapat diambil oleh para importir saat ini sangat terbatas dan penuh risiko.

"Tidak ada cara [lain bagi importir], kecuali kalau mereka hanya sekadar melakukan kegiatan usaha yang sifatnya memenuhi kontrak-kontrak yang sudah pernah ditandatangani, dan untuk menjaga customernya yang loyal," kata Subandi kepada Bloomberg Technoz, dikutip Minggu (11/8/2024).

Subandi mengatakan, di tengah prospek ekonomi Indonesia yang lemas, melakukan ekspansi atau investasi baru menjadi sangat berisiko dan kecil kemungkinan akan dilakukan oleh para pelaku usaha. Imbasnya, permintaan terhadap barang impor, khususnya bahan baku dan produk penolong, pun bakal lesu.

Di sisi lain, ketidakstabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menurutnya seperti "main yoyo" juga jadi salah satu pertimbangan importir dalam menjalankan usahanya.