Bloomberg Technoz, Jakarta - Jepang mengeluarkan peringatan megaquake yang lebih besar dari biasanya. Hal tersebut dikeluarkan setelah negara tersebut diguncang gempa yang berkekuatan magnitudo 7,1 terjadi di lepas pantai Kyushu, Kamis (8/8) kemarin.
Dilansir dari Reuters, megaquake yang mungkin terjadi di Palung Nankai tersebut dapat menewaskan ratusan ribu orang dan menyebabkan kerugian ekonomi sebesar US$1 triliun dolar (Rp15.949 triliun).
Risiko yang ditimbulkan dari megaquake
Panel penasehat gempa Palung Nankai dari Badan Meteorologi Jepang menyatakan bahwa kemungkinan terjadinya gempa bumi yang lebih besar setelah gempa berkekuatan 7 adalah satu dari beberapa ratus kasus, relatif lebih tinggi daripada biasanya.
Gempa bumi dengan magnitudo lebih dari 8 dianggap sebagai megabencana gempa bumi. Jepang memperkirakan megabencana gempa bumi Palung Nankai berikutnya bisa berkekuatan hingga magnitudo 9,1.
Profesor Naoshi Hirata dari Universitas Tokyo, yang memimpin panel tersebut, mengatakan dalam konferensi pers bahwa penduduk di daerah yang akan terkena dampak bencana tersebut harus meninjau kembali prosedur evakuasi dan tetap waspada selama seminggu.
Jepang adalah salah satu negara yang paling rawan gempa di dunia, terletak di atas "Cincin Api" Pasifik yang merupakan busur gunung berapi dan palung samudra. Pada tahun 2011, lebih dari 15.000 orang tewas dalam gempa berkekuatan 9 di timur laut Jepang yang memicu tsunami dan kehancuran tiga reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir.
Apa itu Palung Nankai dan Mengapa Penting untuk gempa bumi?
Palung Nankai terletak di lepas pantai barat daya Pasifik dan memanjang sekitar 900 km, di mana Lempeng Laut Filipina menyusup di bawah Lempeng Eurasia dan akumulasi tekanan tektonik dapat mengakibatkan megabencana gempa bumi kira-kira sekali dalam 100 hingga 150 tahun.
Pemerintah Jepang sebelumnya telah memprediksi kemungkinan 70-80% terjadinya gempa bumi berkekuatan 8 hingga 9 di sepanjang Palung Nankai dalam 30 tahun ke depan.
Magnitudo gempa bumi terkait dengan panjang patahan tempat terjadinya, menurut United States Geological Survey. Gempa bumi terbesar yang pernah tercatat adalah berkekuatan 9,5 pada tanggal 22 Mei 1960 di Chili pada patahan yang panjangnya hampir 1.600 km.
Pontensi kerusakan gempang di Palung Nankai
Gempa mega dapat menyebabkan getaran maksimum yang dapat diukur di daerah dari Shizuoka tengah - sekitar 150 km selatan ibu kota, Tokyo - hingga Miyazaki di barat daya. Gelombang tsunami setinggi 30 meter dapat mencapai pantai Pasifik Jepang dalam hitungan menit setelah gempa, tergantung pada episentrum dan kondisi pasang surut.
Dikombinasikan dengan tanah longsor dan kebakaran, bencana ini diperkirakan akan merenggut nyawa hingga 323.000 orang dan menghancurkan 2,38 juta bangunan, memaksa hampir 10 juta orang yang selamat untuk mengungsi.
Kerugian ekonomi bisa mencapai 220 triliun yen (Rp23.923 triliun), atau lebih dari sepertiga produk domestik bruto tahunan Jepang, dengan dampak jangka panjang pada infrastruktur dan rantai pasokan untuk kawasan industri pesisir yang memproduksi mobil dan produk kunci Jepang lainnya.
(spt)