Pengguna Twitter @pino_zou3 menggunakan kedua tagar yang sedang tren tersebut dalam sebuah postingan yang menunjukkan pemandangan langit pagi dengan latar suara sirene yang menggelegar.
“Peringatan serangan udara, peringatan evakuasi, dan perintah evakuasi — pesan ini memang cukup untuk membuat ketakutan,” tulis pengguna Twitter lainnya, seraya menambahkan bahwa cakupan daerah Hokkaido terlalu besar, dan tanpa detail tentang lokasi tertentu sehingga sulit untuk dijangkau.
Peringatan itu kemudian dicabut sekitar 20 menit setelah dikeluarkan dengan pihak berwenang mengatakan rudal itu tidak menimbulkan ancaman bagi warga sekitar.
Juru bicara pemerintah kemudian membela diri soal penggunaan sistem yang dikenal sebagai J-Alert oleh pemerintah. Penggunaannya dikritik karena dianggap mengeluarkan peringatan palsu, keterlambatan dan tidak banyak membantu untuk sebagian besar wilayah negara yang belum punya cukup ruang bawah tanah untuk tempat berlindung.
“J-Alert dikeluarkan dari sudut pandang yang mengutamakan keselamatan publik,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno dalam konferensi pers.
Dia menambahkan bahwa Jepang memang kehilangan jejak rudal di radar mereka dan mengeluarkan peringatan itu.
Rudal itu berada di udara selama sekitar 40 menit, terbang di lintasan tinggi yang seharusnya bisa memberi Jepang kesempatan untuk menentukan kemungkinan area pendaratannya di Hokkaido jika tidak kehilangan jejak roketnya.
Sebelumnya pada bulan Oktober, J-Alert mengirimkan peringatan tentang rudal yang tetapi pada saat banyak orang menyadari peringatan tersebut, rudal tersebut telah jatuh di Samudra Pasifik yang lebih dari 3.000 kilometer jauhnya.
Sementara Jepang memiliki lebih dari 94.000 fasilitas evakuasi nasional termasuk sekolah dan pusat komunitas yang digunakan untuk bencana alam. Hanya 1,4% yang memiliki ruang bawah tanah yang mungkin bisa menjadi tempat perlindungan dari rudal, menurut data pemerintah.
Orang-orang yang tinggal jauh dari pusat kota utama, di mana jaringan kereta bawah tanah dapat digunakan sebagai tempat berlindung juga akan menemukan kesulitan untuk berlindung. Dengan ancaman dari serangan rudal dari China atau Korea Utara yang dapat datang dalam waktu 15 menit atau kurang dari peluncuran maka mereka tak akan tepat waktu untuk menjangkau tempat berlindung.
--Dengan asistensi Isabel Reynolds.
(bbn)