Logo Bloomberg Technoz

Charles Gorrivan - Bloomberg News

Bloomberg, Microsoft Corp mengatakan pada Jumat (09/08/2024), sebuah kelompok peretas yang terkait dengan pemerintah Iran mencoba membobol akun email staf kampanye presiden sebagai bagian dari upaya untuk mengumpulkan informasi intelijen menjelang pemilu AS.

Para penyerang yang terhubung dengan Korps Garda Revolusi Islam (Islamic Revolutionary Guard Corps/IRGC) pada Juni menggunakan alamat email yang diretas dari seorang mantan penasihat politik untuk mencoba melakukan phishing terhadap pejabat tinggi kampanye presiden lainnya, menurut temuan dari Pusat Analisis Ancaman Microsoft. Kelompok tersebut, yang disebut Microsoft sebagai Mint Sandstorm, juga gagal mencoba masuk ke akun seorang mantan calon presiden. Laporan tersebut tidak menyebutkan target individu secara spesifik.

Kelompok Iran lainnya menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk mempublikasikan konten online yang menghina mantan presiden Donald Trump dan membuat postingan yang bersifat provokatif tentang masalah kontroversial seperti operasi penggantian kelamin, menurut laporan tersebut.

Peneliti Microsoft juga mengatakan bahwa kelompok-kelompok Iran yang secara historis mencoba merusak kepercayaan dalam sistem pemilu telah sejak Maret bersiap untuk meluncurkan operasi pengaruh. Menggunakan situs web dengan konten palsu dan plagiarisme, operasi media yang diduga diluncurkan oleh kelompok-kelompok Iran juga berusaha untuk memperkuat pesan politik yang memecah belah tentang topik-topik seperti calon presiden dan perang Israel melawan Hamas, menurut para peneliti.

Temuan ini adalah bukti terbaru bahwa pemerintah asing sedang melakukan operasi rahasia menjelang pemilihan AS pada bulan November. Pejabat intelijen Amerika pada bulan Juli memperingatkan bahwa Rusia, China, dan Iran merekrut orang-orang di AS untuk menyebarkan propaganda. Seorang perwakilan dari pemerintah Iran membantah tuduhan tersebut.

Operatif Iran pada tahun 2020 menyamar sebagai anggota kelompok sayap kanan Proud Boys sebagai bagian dari upaya intimidasi pemilih, menurut FBI, yang mengakibatkan dakwaan terhadap dua orang. Pada tahun yang sama, peretas Iran membobol situs web yang digunakan oleh pemerintah kota di AS untuk mempublikasikan hasil pemilu, meskipun para penyerang tertangkap sebelum melakukan aktivitas jahat, kata pejabat keamanan siber AS.

Peretas Iran telah lama menggunakan serangan email untuk mencoba menyusup ke kampanye politik Amerika, seperti peretasan Rusia pada tahun 2016 di mana sebuah kelompok yang disponsori negara akhirnya mempublikasikan email internal dari staf Hillary Clinton.

Departemen Luar Negeri AS pada hari Rabu mengidentifikasi enam peretas Iran yang dituduh membahayakan sistem kontrol industri yang digunakan oleh utilitas publik Amerika.

Pemerintah Iran tidak segera menanggapi permintaan komentar.

(bbn)

No more pages
Ramadan 2025