Logo Bloomberg Technoz

Luhut Sebut Larangan Ekspor Bijih Nikel Sempat Picu Rugi Rp20 T

Dovana Hasiana
09 August 2024 17:30

Luhut Binsar Pandjaitan./Bloomberg-Dimas Ardian
Luhut Binsar Pandjaitan./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mendapatkan tekanan saat melarang ekspor bijih nikel sejak 1 Januari 2020. Salah satunya kerugian dari kebijakan tersebut yang bisa mencapai US$1-1,5 miliar; kini besarnya mencapai Rp23,92 triliun.

“Saya sampaikan juga, memang kita kehilangan US$1 miliar sampai US$1,5 miliar. Namun, beberapa tahun ke depan, kita pasti banyak. Itu menjadi satu landasan industri kita ke depan,” ujar Luhut dalam unggahan di akun sosial media Instagram resmi, Jumat (9/8/2024). 

Pernyataan tersebut disampaikan Luhut setelah agenda peresmian pabrik bahan anoda baterai litium PT Indonesia BTR New Energy Material di Kawasan Ekonomi Khusus di Kabupaten Kendal beberapa waktu lalu. 

Pabrik yang dibangun hanya dalam jangka waktu 10 bulan itu memiliki kapasitas produksi material anoda sebanyak 80 ribu ton per tahun pada fase pertama. Produksi ini dapat digunakan untuk komponen baterai pada 1,5 juta mobil listrik per tahun. 

Pada tahap kedua, kapasitas pabrik itu bakal ditingkatkan sehingga memiliki total produksi 160 ribu ton per tahun; atau setara bahan baku untuk 3 juta unit mobil listrik per tahun.