Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Demam lassa sedang mewabah di Nigeria, Afrika Barat. Tercatat sudah 163 orang meninggal dunia akibat dari penyakit ini.

Lalu apa itu demam lassa?

Menurut Epidemiolog, Dicky Budiman, penyakit demam lassa merupakan kelompok penyakit viral (viral hemorrhagic fever). Pertama kali ditemukan di Nigeria pada 1969.

“Penyakit ini berasal dari virus lassa (sesuai nama penyakitnya) yang ditularkan dari hewan ke manusia atau biasa disebut zoonosis. Di mana ditularkan melalui air kencing atau feses hewan pengerat seperti tikus,” ujar Dicky kepada Bloomberg Technoz, Jumat (9/8/2024).

“Virus ini umumnya hidupnya dekat dengan tempat tinggal manusia, di pedesaan. Namun bisa terjadi di perkotaan pun bisa, terutama di Afrika karena sanitasi yang buruk,” tambahnya.

Gejala Demam Lassa

Dicky menambahkan, gejala penyakit ini bervariasi dari ringan dan berat.

“Tapi mayoritas atau 80% penyakit ini tidak menunjukkan gejala. Ini relatif berbahaya, berpotensi mempercepat penularan antar manusia. Sehingga berpotensi menjadi wabahnya lebih besar,” ungkap Dicky.

  • Gejala Umum

Penyakit ini memiliki gejala umum yang biasa disebut flu light symptoms. Seperti demam tinggi, kelelahan, nyeri kepala, nyeri otot, muntah/mual, nyeri tenggorokan hingga diare dan batuk kering.

  • Gejala berat

Layaknya virus yang menyebabkan pendarahan seperti DBD.

“Kalau parah bisa membuat gangguan ginjal dan gangguan fungsi hati. Kematiannya cukup tinggi bisa sampai 20%,” tambah Dicky.

Dicky menambahkan, penyakit lassa ini masuk kategori endemik. Selalu ditemukan di Afrika Barat. 

“Jadi kalau bicara kasus secara umum tiap tahun 100 ribu-300 ribu infeksi terjadi, dan dari ratusan ribu itu, kurang lebih kematian per tahun di 5 ribu kematian, cukup tinggi ini,” tutup Dicky.

(spt)

No more pages